kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Respons Beijing atas tindakan otoritas Malaysia menangkap nelayan China


Selasa, 13 Oktober 2020 / 15:05 WIB
Respons Beijing atas tindakan otoritas Malaysia menangkap nelayan China
ILUSTRASI. FILE PHOTO: A China Coast Guard vessel patrols at the disputed Scarborough Shoal April 5, 2017. Picture taken April 5, 2017. REUTERS/Erik De Castro/File Photo


Sumber: Express.co.uk | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  Badan Penegakan Maritim Malaysia (MMEA) mengatakan pihaknya telah menangkap kapal penangkap ikan dan awaknya dalam operasi di lepas pantai negara bagian selatan Johor pada hari Jumat.

Mohd Zulfadli Nayan, direktur regional MMEA, mengatakan dalam sebuah pernyataan: "Pemeriksaan lebih lanjut menemukan bahwa semua kapal yang ditangkap, terdaftar di Qinhuangdao, China, diawaki oleh enam kapten dan 54 awak yang merupakan warga negara China berusia antara 31 dan 60 tahun.”

MMEA mengatakan kapal-kapal itu, yang tidak memiliki kargo saat ditahan, diyakini sedang dalam perjalanan ke Mauritania tetapi harus berhenti karena kerusakan.

Zhao Lijian, juru bicara kementerian luar negeri China, mengatakan pada jumpa pers harian di Beijing bahwa pejabat dari kedutaan besar China di Malaysia telah mengunjungi para pelaut, dan kapal-kapal itu berada di perairan Malaysia ketika mereka ditahan.

Baca Juga: Beijing: China dan ASEAN harus menghilangkan gangguan eksternal di Laut China Selatan

Lijan menambahkan: “Pada 9 Oktober waktu setempat, enam kapal nelayan Tiongkok ditahan di perairan Malaysia. Kasus ini masih dalam penyelidikan.

Ia mengatakan Kedutaan Besar China di Malaysia telah mengirim pejabat untuk mengunjungi awak yang ditahan dan menawarkan mereka persediaan pencegahan epidemi dan bantuan yang diperlukan.

"Pihak China telah meminta pihak Malaysia untuk melakukan penyelidikan yang adil sesuai dengan hukum, memastikan hak dan kepentingan yang sah dari warga China yang terlibat, dan terus memberi kami informasi terbaru tentang perkembangan terbaru."

Awal tahun ini, sebuah kapal penelitian China menghabiskan satu bulan survei di zona ekonomi eksklusif Malaysia, di tengah perselisihan dengan kapal eksplorasi minyak Malaysia di dekat perairan yang disengketakan.

Baca Juga: Tahan nelayan Tiongkok, China minta Malaysia selidiki kasus secara adil

Hampir semua perairan Laut Cina Selatan yang kaya energi diklaim oleh Beijing, yang telah mendirikan pos-pos militer di pulau-pulau buatan di daerah tersebut.

Brunei, Malaysia, Filipina, Taiwan, dan Vietnam juga memiliki klaim atas sebagian laut tersebut.

Amerika Serikat menuduh Beijing melakukan militerisasi Laut China Selatan dan mencoba mengintimidasi tetangga Asia yang mungkin ingin mengeksploitasi cadangan minyak dan gas yang luas di daerah itu.

China juga baru-baru ini mengutuk Jepang karena melakukan latihan anti-kapal selam di perairan yang disengketakan pada hari Jumat.

Selanjutnya: Usai temui raja untuk gulingkan Muhyiddin, Anwar Ibrahim akan buat pengumuman penting




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×