Sumber: TASS | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - MOSKOW. Riset terbaru di Argentina menunjukkan kemampuan vaksin Covid-19 Sputnik V asal Rusia terus meningkat seiring berjalannya waktu.
Antibodi yang dihasilkan vaksin Sputnik V memperlihatkan peningkatan dalam menetralisir setiap jenis Covid-19, bahkan setelah enam bulan.
Hasil riset ini disampaikan langsung oleh Kementerian Sains, Teknologi, dan Inovasi Produktif Argentina pada Rabu (25/8). Riset ini sekaligus membuktikan keampuhan vaksin Covid-19 dalam melawan virus corona.
"Antibodi menjalani proses pematangan bertahap yang meningkatkan kemampuannya dalam memblokir virus dan mencegah infeksi," ungkap pemimpin tim peneliti Andrea Gamarnik.
Baca Juga: San Marino umumkan efikasi vaksin Covid-19 Sputnik V mencapai 99%
Dilansir dari TASS, penelitian ini juga menunjukkan jumlah antibodi akan berkurang seiring berjalannya waktu. Meskipun demikian, kemampuannya justru meningkat.
Selama proses penelitian, yang dilakukan selama 6 bulan, para peneliti di Argentina menganalisis 1.800 sampel plasma darah orang pada hari ke-21, 42, 120, dan 180 setelah vaksinasi dengan vaksin Sputnik V.
Sampel darah diambil baik dari mereka yang pernah mengidap Covid-19 maupun mereka yang belum pernah melakukan kontak sama sekali dengan virus corona.
Baca Juga: Vaksin Sputnik V terlambat dipasok, Argentina terus tekan Rusia
Vaksin Covid-19 Sputnik V saat ini mulai mendapat persetujuan di banyak negara, termasuk Indonesia. Jenis vaksin Covid-19 dari Rusia ini pada Selasa (24/8) telah mendapatkan izin penggunaan darurat dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
Melansir Kompas.com, vaksin Sputnik V di Indonesia nantinya akan digunakan untuk masyarakat berusia 18 tahun ke atas.
Berdasarkan uji klinik fase 3, vaksin ini memiliki efikasi mencapai 91,6% dengan efek samping di level ringan hingga sedang.
Efek samping vaksin Sputnik V yang sering muncul seperti gejala menyerupai flu (flu-like syndrome), yang ditandai dengan demam, menggigil, nyeri sendi (arthralgia), nyeri otot (myalgia), badan lemas (asthenia), ketidaknyamanan, sakit kepala, hipertermia, atau reaksi lokal pada lokasi injeksi.