Sumber: Yonhap,Yonhap | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo
Tidak hanya itu, rudal balistik itu juga dianggap terlalu riskan untuk diangkut dengan aman dalam kondisi berbahan bakar penuh.
"Rudal harus diisi bahan bakar di lokasi peluncuran setelah dipasang, proses ini membutuhkan waktu beberapa jam. Akibatnya, rudal akan rentan terhadap serangan sebelum peluncuran," tambah Elleman.
Meskipun begitu, Elleman masih tetap meragukan keaslian ICBM baru milik Korea Utara tersebut. Ia menyoroti Korea Utara yang dulu pernah memperkenalkan rudal palsu dalam perayaan serupa.
Pada tahun 2012 misalnya, di momen parade militer serupa, Korea Utara meluncurkan contoh rudal jarak jauh yang dibangun dengan konstruksi yang buruk. Banyak analis meyakini bahwa rudal tersebut hanya sekadar maket untuk dipamerkan dan tidak benar-benar diproduksi sebagai rudal sungguhan.