Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Luque mengatakan kepada media Clarín bahwa hubungannya dengan pesepakbola legenda Argentina itu seperti hubungan ayah dan anak, dengan tipikal ayah yang pemberontak.
Pengacara Maradona, Matias Moria, pada Kamis mengatakan dia akan meminta penyelidikan penuh atas keadaan kematian pesepakbola tersebut, mengkritik layanan darurat yang dianggapnya lamban dalam beraksi.
"Ambulans membutuhkan waktu lebih dari setengah jam untuk tiba, yang merupakan kebodohan kriminal," kata Matias pada hari Kamis dalam sebuah unggahan di Twitter.
Baca Juga: Maradona meninggal dunia, ini kisah si "Tangan Tuhan" dengan mobil-mobilnya
Meski begitu, masih belum jelas apa yang mendorong penyelidikan di Minggu pagi kemarin walau putri dari Maradona dilaporkan prihatin atas perawatan yang diterima ayahnya jelang kematian.
Seorang narasumber anonim dari sistem peradilan Argentina mengatakan kepada penyidik media La Nación setelah mengumpulkan beberapa "bukti" yang tidak spesifik. "Jika penyimpangan di tempat perawatan medis rumah Maradona dikonfirmasi, kami mungkin akan melihat adanya kejahatan pembunuhan tidak disengaja," ungkap narasumber itu.
Baca Juga: Diego Maradona sudah keluar masuk rumah sakit sejak 2015
Narasumber lain mengatakan kepada media itu, "Karena Luque adalah dokter pribadi Maradona, keputusan dilakukan penyelidikan ke rumah dan tempat operasinya untuk menemukan beberapa dokumen mungkin akan menentukan apakah ada penyimpangan yang dia lakukan di rumah."
Di detik-detik meninggalnya, Maradona dirawat di sebuah rumah sewaan di pinggir ibu kota Buenos Aires setelah melewati operasi pada 3 November untuk mengangkat gumpalan darah di otaknya.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Digerebek, Dokter Pribadi Maradona Marah dan Menangis"
Penulis : Miranti Kencana Wirawan
Editor : Miranti Kencana Wirawan