kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.428.000   -57.000   -2,29%
  • USD/IDR 16.602   11,00   0,07%
  • IDX 7.916   -209,10   -2,57%
  • KOMPAS100 1.090   -29,49   -2,63%
  • LQ45 772   -7,67   -0,98%
  • ISSI 281   -10,34   -3,54%
  • IDX30 401   -4,69   -1,16%
  • IDXHIDIV20 453   -1,70   -0,37%
  • IDX80 121   -1,88   -1,53%
  • IDXV30 129   -2,46   -1,87%
  • IDXQ30 127   -0,85   -0,66%

Rusia akan Bantu China Mengungguli AS di Sektor Tenaga Nuklir


Rabu, 03 September 2025 / 14:34 WIB
Rusia akan Bantu China Mengungguli AS di Sektor Tenaga Nuklir
ILUSTRASI. Rusia akan membantu China menyalip Amerika Serikat sebagai produsen tenaga nuklir terbesar di dunia. REUTERS/Jason Lee


Sumber: Reuters | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - MOSKOW. Kepala perusahaan nuklir negara Rusia, Rosatom mengatakan, Rusia akan membantu China menyalip Amerika Serikat sebagai produsen tenaga nuklir terbesar di dunia. Komentar itu disiarkan di TV pemerintah pada hari Rabu setelah pembicaraan di Beijing.

Mengutip Reuters, Rabu (3/9/2025), Amerika Serikat mengoperasikan jaringan reaktor nuklir terbesar di dunia, dengan kapasitas terpasang hampir 97 gigawatt (GW).

Badan Informasi Energi AS mengungkapkan, China sedang berlomba membangun puluhan reaktor dan memiliki kapasitas reaktor tenaga nuklir operasional sebesar 53,2 GW per April 2024.

Baca Juga: Putin dan Kim Jong Un Adakan Pertemuan Usai Parade Militer Bersama Xi Jinping

"China memiliki rencana ambisius untuk pengembangan energi atom. Tugasnya telah ditetapkan untuk mengejar dan melampaui Amerika Serikat dalam kapasitas terpasang, yang berarti mencapai kapasitas lebih dari 100 gigawatt," ujar Alexei Likhachev, kepala Rosatom, kepada televisi pemerintah Rusia.

Ketika ditanya oleh televisi pemerintah apakah Rusia akan membantu China dalam target tersebut, Likhachev menjawab: "Tentu saja. Kami akan membantu. Kami sudah membantu."

Rusia telah membantu membangun empat reaktor nuklir di China dan sedang membangun empat reaktor lagi, dan China membutuhkan uranium dan bahan bakar nuklir dalam jumlah besar untuk rencana ambisiusnya, kata Likhachev.

"Oleh karena itu, China perlu mengembangkan reaktor siklus bahan bakar nuklir tertutup generasi baru yang berbasis pada teknologi Rusia," ujarnya.

Selanjutnya: UBC Medical Gandeng Hisky Medical Distribusikan Produk Diagnosis Hati di Indonesia

Menarik Dibaca: Promo Sociolla Road to 9.9 Periode 1-8 September 2025, Serum-Parfum Diskon hingga 60%




TERBARU

[X]
×