kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Rusia Diserang Inflasi dan Penurunan Nilai Mata Uang Selama Perang


Jumat, 25 Maret 2022 / 10:45 WIB
Rusia Diserang Inflasi dan Penurunan Nilai Mata Uang Selama Perang
ILUSTRASI. Uang kertas rubel Rusia di kantor perusahaan swasta di Krasnoyarsk, Siberia, 17 Desember 2014.


Sumber: BBC | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo

Sebagai respons atas beragam sanksi yang diterima, Rusia mengancam akan menyita aset bisnis yang telah berhenti beroperasi di negara itu. Salah satu yang telah terlaksana adalah memberi sanksi kepada Presiden AS Joe Biden dan 12 pejabat AS lainnya pekan lalu.

Hari Rabu lalu, Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan bahwa negara itu akan menjual gas alam ke negara-negara yang dianggap tidak bersahabat dalam rubel. Langkah itu bertujuan untuk menguatkan kembali mata uang.

Uni Eropa telah bergantung pada Rusia untuk 40% cadangan gasnya. Banyak kontrak dilakukan dalam Euro dan belum jelas apakah Rusia bisa mengubahnya menjadi Rubel.

Pengumuman Putin tentang penjualan gas dalam rubel tersebut setidaknya berhasil mendorong mata uang itu ke level tertinggi dalam tiga minggu terakhir dan ditutup pada 97,7 terhadap dolar AS.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×