kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.515.000   10.000   0,66%
  • USD/IDR 16.279   16,00   0,10%
  • IDX 6.995   17,92   0,26%
  • KOMPAS100 1.046   4,27   0,41%
  • LQ45 822   3,50   0,43%
  • ISSI 213   0,26   0,12%
  • IDX30 418   0,95   0,23%
  • IDXHIDIV20 504   0,32   0,06%
  • IDX80 119   0,56   0,47%
  • IDXV30 124   -0,37   -0,29%
  • IDXQ30 139   0,14   0,10%

Rusia Ganti Komandan di Ukraina Saat Pertempuran Memperebutkan Soledar Berkecamuk


Kamis, 12 Januari 2023 / 15:41 WIB
Rusia Ganti Komandan di Ukraina Saat Pertempuran Memperebutkan Soledar Berkecamuk
ILUSTRASI. Sistem rudal Bastion Rusia yang bertugas di pulau Kuril Paramushir, Rusia. Gambar diambil dari video yang dirilis di 5 Desember 2022. Rusia Ganti Komandan di Ukraina Saat Pertempuran Memperebutkan Soledar Berkecamuk.


Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  KYIV. Pemerintah Rusia menunjuk komandan baru untuk invasi ke Ukraina di tengah klaim tentara bayaran pro Rusia Wagner Group telah menguasai kota tambang garam Soledar di Timur Ukraina. Sementara Ukraina mengatakan pertempuran belum berakhir di Soledar.

Melansir Reuters, Kamis (12/1), Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu pada hari Rabu menunjuk Kepala Staf Umum Valery Gerasimov sebagai komandan keseluruhan untuk perang di Ukraina yang disebut "operasi militer khusus" di Ukraina, yang sekarang memasuki bulan ke-11.

Perubahan tersebut secara efektif menurunkan pangkat Jenderal Sergei Surovikin, yang ditunjuk hanya pada bulan Oktober untuk memimpin invasi dan mengawasi serangan berat terhadap infrastruktur energi Ukraina.

Baca Juga: Rusia Kini Perang Melawan NATO di Ukraina

Sementara itu, Yevgeny Prigozhin, kepala Wagner dan sekutu dekat Presiden Rusia Vladimir Putin, mengatakan pasukannya telah merebut seluruh Soledar dan membunuh sekitar 500 tentara Ukraina setelah pertempuran sengit.

"Saya ingin mengonfirmasi pembebasan dan pembersihan total wilayah Soledar," kata Prigozhin dalam sebuah pernyataan.

"Seluruh kota dipenuhi mayat tentara Ukraina," katanya.

Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin mengatakan kepada wartawan pada hari Rabu bahwa dia tidak dapat menguatkan laporan bahwa Soledar berada di tangan Rusia.

Gubernur Donetsk Pavlo Kyrylenko mengatakan kepada TV pemerintah Ukraina bahwa 559 warga sipil tetap berada di Soledar, termasuk 15 anak-anak, dan tidak mungkin mengevakuasi mereka karena pertempuran yang sedang berlangsung. Kota ini memiliki populasi sebelum perang sekitar 10.500.

Baca Juga: NATO dan Uni Eropa Janjikan Lebih Banyak Bantuan Senjata untuk Ukraina

Reuters tidak dapat memverifikasi situasi di Soledar secara independen.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy mengolok-olok klaim Wagner sebelumnya yang telah merebut sebagian dari Soledar, tetapi tidak segera mengomentari pernyataan terbaru.

"Negara teroris dan para propagandisnya berusaha berpura-pura bahwa bagian dari kota Soledar kami... adalah semacam milik Rusia," kata Zelenskiy dalam sebuah pidato video. 

"Tapi pertempuran terus berlanjut," ucapnya.

Dalam sebuah pernyataan di Facebook, staf umum militer Ukraina mengatakan pasukan Rusia menderita kerugian besar saat mereka mencoba merebut Soledar dan memutus jalur pasokan Ukraina.

Dalam kumpulan laporan Kamis pagi dari garis depan, komando militer Ukraina menyebutkan tank dan artileri di daerah Soledar, tetapi tidak memberikan rincian lainnya.

Rusia telah berjuang untuk memperkuat kendali atas kota itu, yang akan menjadi perolehan terbesar Rusia sejak Agustus setelah serangkaian kemunduran.

Baca Juga: Rusia Umumkan Jumlah Peralatan Tempur Ukraina yang Hancur Selama Perang

Analis militer Ukraina Zhdanov mengatakan situasi di Soledar "mendekati kritis".

"Angkatan bersenjata Ukraina mempertahankan posisi mereka. Sekitar setengah kota berada di bawah kendali kami. Pertempuran sengit terjadi di dekat pusat kota," katanya di YouTube.

Namun, Zhdanov mengatakan kepada televisi Ukraina bahwa jika pasukan Rusia merebut Soledar atau Bakhmut di dekatnya, itu akan lebih merupakan kemenangan politik daripada militer.

"Ada lebih banyak politik daripada perang di sini," kata Zhdanov.

Ia melanjutkan jika Rusia mengambil salah satu dari kota-kota tersebut, Rusia akan mencoba menyamakan peristiwa itu dengan merebut Berlin dan Rusia akan menggunakannya untuk tujuan propaganda, baik untuk dunia internasional maupun untuk konsumsi domestik.

Baca Juga: Rusia: Saat Ini Kami Sedang Melawan NATO di Ukraina

"Di dalam Rusia, itu akan memberi mereka kesempatan untuk mengangkat semangat wajib militer dan masyarakat secara keseluruhan. Untuk menyatukan mereka semua," terangnya.

Komando militer Ukraina mengatakan pada Kamis bahwa Rusia merekrut mantan tentara dan petugas penegak hukum untuk bergabung dengan unit paramiliter di Krimea, yang dicaplok Moskow pada 2014.



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×