Sumber: Al Jazeera,Reuters | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - MOSKOW. Bukan cuma rudal hipersonik Kinzhal, Rusia juga menggempur Ukraina dengan rudal jelajah Kalibr. Begini kemampuan rudal jelajah Kalibr.
Juru bicara Kementerian Pertahanan Rusia Mayor Jenderal Igor Konashenkov mengatakan, militernya juga menyerang Ukraina dengan rudal jelajah dari kapal perang di Laut Hitam dan Kaspia.
“Rudal jelajah Kalibr diluncurkan dari perairan Laut Hitam terhadap pabrik Nizhyn yang memperbaiki kendaraan lapis baja Ukraina yang rusak dalam pertempuran,” katanya, Minggu (20/3), seperti dikutip Al Jazeera.
Kalibr adalah rudal jelajah Rusia yang memiliki jangkauan sekitar 1.500 hingga 2.500 km. Rudal ini menjadi andalan Angkatan Laut Rusia untuk menyerang target darat.
Rudal ini pernah Angkatan Laut Rusia gunakan dalam perang di Suriah. Saat ini, Kalibr, Barat memberi nama SS-N-30A Sagaris, merupakan salah satu senjata yang paling penting dan mematikan milik Rusia.
Baca Juga: Meski Terkepung, Ukraina Tolak Seruan Rusia untuk Serahkan Kota Mariupol
Rudal Kalibr sangat serbaguna karena bisa ditembakkan dari sistem peluncuran vertikal umum yang dapat digunakan dari berbagai jenis kapal perang dan kapal selam.
Bahkan, mengutip Missile Threat, Kalibr bisa menjadi senjata kapal perang jenis korvet, sehingga memiliki kemampuan ofensif yang signifikan untuk menyerang target darat.
Dan, menurut Konashenkov, Rusia kembali menyerang Ukraina dengan rudal hipersonik Kinzhal yang menghantam depot bahan bakar Ukraina di Kostiantynivka, dekat Pelabuhan Mykolaiv di Laut Hitam.
Serangan tersebut menandai hari kedua berturut-turut Rusia menggunakan Kinzhal, senjata yang mampu menyerang target sejauh 2.000 km dengan kecepatan 10 kali kecepatan suara.
Konashenkov menambahkan, serangan lain oleh rudal yang diluncurkan dari udara itu menghantam sebuah fasilitas di Ovruch di Wilayah Zhytomyr Utara Ukraina, di mana para pejuang asing dan pasukan khusus Ukraina bermarkas.
Baca Juga: Slovakia Mulai Terima Sistem Pertahanan Udara Patriot dari NATO, Siap Bantu Ukraina
Sehari sebelumnya, militer Rusia mengatakan, Kinzhal telah digunakan untuk pertama kalinya dalam pertempuran untuk menghancurkan gudang amunisi di Diliatyn di Pegunungan Carpathian Ukraina Barat.
Rudal Kinzhal adalah bagian dari serangkaian senjata yang diluncurkan pada 2018. Rusia pertama kali menggunakan rudal hipersonik selama kampanye militernya di Suriah pada 2016.
Presiden Rusia Vladimir Putin menyebutkan, rudal Kinzhal sebagai “senjata yang ideal” mengingat kecepatan dan kemampuannya untuk mengatasi sistem pertahanan udara.
Sementara Ukraina pada Senin (21/3) menolak seruan Rusia untuk menyerahkan kota pelabuhan Mariupol, di mana penduduk dikepung dengan sedikit makanan, air, dan listrik.
"Tidak ada pertanyaan tentang penyerahan, peletakan senjata," tulis portal berita Ukrainska Pravda mengutip pernyataan Wakil Perdana Menteri Ukraina Iryna Vereshchuk pada Senin pagi.
"Kami telah memberi tahu pihak Rusia tentang ini," ungkap Vereshchuk, seperti dilansir Reuters.
Rusia sebelumnya meminta pasukan Ukraina di Mariupol untuk meletakkan senjata mereka, dengan mengatakan, "bencana kemanusiaan yang mengerikan" sedang berlangsung.