Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Pada bulan September, Presiden Putin memperingatkan bahwa jika hal ini dibiarkan terjadi, Moskow akan menganggapnya sebagai "partisipasi langsung" negara-negara NATO dalam perang Ukraina.
"Ini berarti bahwa negara-negara NATO… berperang dengan Rusia," lanjutnya.
Bulan berikutnya, pemimpin Kremlin mengumumkan perubahan segera pada doktrin nuklir Rusia, dokumen yang menetapkan prasyarat yang memungkinkan Moskow memutuskan untuk menggunakan senjata nuklir.
Hal ini secara luas ditafsirkan sebagai petunjuk lain yang tidak terlalu halus bagi Amerika dan Eropa untuk tidak mengizinkan Ukraina menyerang wilayah Rusia dengan rudal jarak jauh.
Menebak langkah Vladimir Putin selanjutnya tidak pernah mudah.
Namun, ia telah memberikan petunjuk.
Baca Juga: Jerman Menolak Kebijakan AS Kirimkan Bantuan Rudal Jarak Jauh ATACMS ke Ukraina
Pada bulan Juni, dalam sebuah pertemuan dengan para kepala kantor berita internasional, Putin ditanya: bagaimana reaksi Rusia jika Ukraina diberi kesempatan untuk menyerang target di wilayah Rusia dengan senjata yang dipasok oleh Eropa?
"Pertama, tentu saja kami akan meningkatkan sistem pertahanan udara kami. Kami akan menghancurkan rudal mereka," jawab Presiden Putin.
"Kedua, kami percaya bahwa jika seseorang berpikir bahwa mungkin untuk memasok senjata semacam itu ke zona perang untuk menyerang wilayah kami dan menciptakan masalah bagi kami, mengapa kami tidak dapat memasok senjata kami dengan kelas yang sama ke wilayah-wilayah di seluruh dunia tempat mereka akan menargetkan fasilitas-fasilitas sensitif negara-negara yang melakukan hal ini terhadap Rusia?"
Dengan kata lain, mempersenjatai musuh Barat untuk menyerang target-target Barat di luar negeri adalah sesuatu yang telah dipertimbangkan oleh Moskow.
Baca Juga: Joe Biden Izinkan Ukraina Gunakan Senjata AS untuk Serang Wilayah Rusia