Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli
Penghentian pasokan gas ke Austria menambah ketegangan dalam hubungan energi Rusia-Eropa, yang telah rusak sejak invasi ke Ukraina.
Kanselir Jerman Olaf Scholz bahkan berbicara dengan Presiden Rusia Vladimir Putin pada Jumat (15/11) untuk pertama kalinya dalam hampir dua tahun.
Menurut Kremlin, Putin menegaskan bahwa Rusia selalu memenuhi kewajiban kontraktualnya dan terbuka untuk kerja sama dengan Jerman jika ada minat.
Baca Juga: Pertamina Pasok Gas ke PLTGU Cilegon Untuk Kebutuhan Listrik
Rusia sebelumnya memasok 35% kebutuhan gas Eropa. Namun, setelah perang Ukraina, pangsa pasar Gazprom menurun drastis, tergantikan oleh Norwegia, Amerika Serikat, dan Qatar.
Jalur pipa Yamal-Eropa melalui Belarus juga ditutup akibat sengketa, sementara jalur Nord Stream dihentikan setelah ledakan pada 2022.
Tanpa Austria, Rusia kini hanya mengirimkan gas ke dua negara Eropa, yaitu Hongaria dan Slovakia, dengan sebagian besar aliran ke Hongaria melewati Turki.
Pada 2023, Rusia mengirimkan sekitar 15 miliar meter kubik gas melalui Ukraina, hanya 8% dari puncak aliran gas Rusia ke Eropa pada 2018–2019. Jalur transit Ukraina memenuhi 65% kebutuhan gas Austria, Hongaria, dan Slovakia.
Keputusan Rusia untuk menghentikan pasokan gas ke Austria mencerminkan meningkatnya tekanan geopolitik dalam konflik energi antara Rusia dan Eropa.