kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Rusia: Hubungan dengan AS tidak akan berubah secara drastis setelah pilpres


Kamis, 15 Oktober 2020 / 12:58 WIB
Rusia: Hubungan dengan AS tidak akan berubah secara drastis setelah pilpres
ILUSTRASI. Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov saat jumpa pers di kantor Kementerian Luar Negeri Indonesia di Jakarta, 9 Agustus 2017.


Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - MOSKOW. Menteri Luar Negeri Sergey Lavrov menekankan, hubungan antara Rusia dan Amerika Serikat (AS) tidak akan berubah secara drastis setelah pemilihan presiden negeri uak Sam.

"Satu hal yang dapat kami yakini adalah bahwa situasi dalam hubungan kami tidak akan berubah secara drastis. Mungkin ada beberapa perbedaan dalam satu arah atau lainnya," katanya dalam wawancara dengan Sputnik, Komsomolskaya Pravda, dan Govorit Moskva, Rabu (14/10), seperti dilansir TASS.

Tapi, Lavrov tidak tahu, apakah akan ada kedinginan lebih lanjut dalam hubungan bilateral Rusia-AS. "Hanya seorang pesimis yang mengatakan bahwa keadaan tidak akan lebih buruk, dan seorang yang optimis berkata, mungkin," ujar dia.

Meski begitu, menurut Lavrov, mungkin calon yang kalah akan menuduh Rusia ikut campur dalam pemilihan presiden AS.

"Itu karena kedua partai, Republik dan Demokrat, sekarang menggunakan salah satu argumen kunci (tuduhan) bahwa Rusia berusaha untuk membawa saingan mereka ke tampuk kekuasaan," ungkapnya.

Baca Juga: Erdogan: AS, Rusia, Prancis menunda-nunda penanganan konflik Azerbaijan dan Armenia

Tidak menjauhkan diri dari AS dan China

Di sisi lain, Lavrov menegaskan, Rusia berkomitmen pada sikap pragmatis dalam hubungannya dengan Amerika Serikat (AS) dan China, dan tidak akan menjauhkan diri dari kedua sisi demi beberapa intrik.

"Saya tidak melihat alasan, mengapa kita harus menjauhkan diri dari siapa pun," kata Lavrov menjawab pertanyaan tentang apakah Rusia dapat mengambil keuntungan dari kontradiksi AS-China.

Secara khusus, Lavrov mengatakan, Rusia tidak berencana untuk bermanuver ke arah koalisi anti-China yang dipimpin AS demi mendapatkan keuntungan apa pun. 

"Akan konyol untuk menjauhkan diri dari kesepakatan apa pun yang kami anggap saling menguntungkan dan dapat diterapkan. Dan menjauhkan diri dari kesepakatan ini, dalam hal ini dengan China, hanya untuk menunjukkan kita juga dapat memutarbalikkan intrik," tegas dia.

"Mengapa kami harus melakukan ini? Ini merugikan kami," imbuh Lavrov.

Selanjutnya: Putin: Rusia dan AS berhasil membangun perdagangan, meski ada pandemi



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×