Sumber: TASS,Reuters | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - MOSKOW. Kremlin menyambut baik langkah pemerintahan Presiden AS Donald Trump untuk merevisi strategi keamanan nasionalnya dan berhenti menyebut Rusia sebagai "ancaman langsung," kata juru bicara Dmitry Peskov dalam pernyataan yang dipublikasikan oleh kantor berita TASS, seperti dilansir Reuters pada Minggu (7/12/2025).
Sejak aneksasi Krimea oleh Rusia pada tahun 2014 dan invasi besar-besaran ke Ukraina pada tahun 2022, strategi AS telah menetapkan Moskow sebagai ancaman utama. Namun, kebijakan AS yang diperbarui, yang diumumkan pada hari Jumat, mengadopsi nada yang lebih lunak, mendesak kerja sama yang terbatas.
Dalam komentarnya kepada kantor berita pemerintah, Peskov mengatakan bahwa strategi yang diperbarui tersebut menghapus kata-kata yang menggambarkan Rusia sebagai ancaman langsung dan justru menyerukan kerja sama dengan Moskow dalam isu-isu stabilitas strategis.
Baca Juga: Kebakaran Klub Malam di India, 23 Korban Dilaporkan Meninggal Dunia
"Kami menganggap ini sebagai langkah positif," ujarnya, seraya menambahkan bahwa Moskow akan memeriksa dokumen tersebut secara saksama sebelum menarik kesimpulan yang lebih luas.
"Kami tentu perlu menelaahnya lebih saksama dan menganalisisnya," kata Peskov.
Strategi baru setebal 29 halaman tersebut menetapkan visi kebijakan luar negeri Trump sebagai realisme fleksibel dan menyatakan bahwa kebijakan AS terutama akan didorong oleh "apa yang bermanfaat bagi Amerika", menurut dokumen tersebut.
Washington akan mengupayakan penyelesaian cepat atas konflik di Ukraina dan bertujuan untuk membangun kembali "stabilitas strategis" dengan Moskow, sambil tetap mempertahankan bahwa tindakan Rusia di Ukraina tetap menjadi perhatian utama keamanan, demikian menurut dokumen tersebut.
Baca Juga: Jet Tempur China Mengarahkan Radar Tembakan ke Pesawat Jepang, Ketegangan Memanas
Strategi tersebut dirilis di tengah terhentinya inisiatif perdamaian AS, di mana Washington mengajukan proposal yang mendukung tuntutan utama Rusia dalam perang yang telah berlangsung hampir empat tahun tersebut.
Trump kerap melontarkan komentar positif dan kekaguman terhadap Presiden Rusia Vladimir Putin, yang mendorong para kritikus untuk menuduhnya bersikap lunak terhadap Moskow, meskipun pemerintahannya tetap mempertahankan sanksi atas tindakan Rusia di Ukraina.
Sekutu-sekutu Eropa, yang bergantung pada dukungan militer AS untuk menghalangi Rusia, telah mengamati perubahan ini dengan saksama dan menyuarakan kekhawatiran bahwa bahasa AS yang lebih lunak dapat melemahkan upaya untuk menghadapi Moskow seiring berlanjutnya perang di Ukraina.













