Sumber: Kompas.com | Editor: Adi Wikanto
KONTAN.CO.ID - Jenewa. Rusia mengumumkan menjadi negara pertama yang berhasil menciptakan vaksin virus corona. Namun Badan Kesehatan Dunia ( WHO) belum memastikan keamanan dan efektivitas vaksin corona tersebut.
Keberhasilan Rusia menciptakan virus corona diumumkan Presiden Vladimir Putin. Vladimir Putin juga menyatakan negaranya sudah menyetujui produksi massal vaksin virus corona.
Baca juga: Tupperware promo Agustus 2020 khusus alat masak dan bikin kue, ada empat macam
Vaksin corona buatan Rusia bernama Sputnik V. Vaksin virus corona itu dibuat oleh Institut Gamaleya berkoordinasi dengan Kementerian Pertahanan Rusia.
Juru bicara WHO Tarik Jasarevic kepada awak media di Jenewa menerangkan, saat ini pihaknya tengah berkoordinasi dengan otoritas kesehatan Rusia. "Diskusi tengah terjadi berkaitan dengan kemungkinan prakualifikasi vaksin dari WHO," jelas Jasarevic seperti diberitakan AFP Selasa (11/8/2020).
"Prakualifikasi vaksin mencakup tinjauan dan penilaian yang cermat atas semua data terkait keamanan dan kemanjuran," lanjut dia.
Berdasarkan catatan yang dikumpulkan WHO per 31 Juli, saat ini terdapat 165 kandidat vaksin virus corona yang dikembangkan di seluruh dunia. Sebanyak 139 calon vaksin corona di antaranya masih dalam evaluasi pra-klinis, sementara 26 calon vaksin virus corona lainnya berada di fase penyuntikkan ke relawan manusia.
Ada juga enam kandidat vaksin corona yang bahkan telah mencapai Fase 3, di mana saat ini tahapnya merupakan evaluasi klinis atas keampuhannya. Kanddiat vaksin corona dari Gamaleya, yang berada dalam 26 daftar disuntikkan ke manusia, dilaporkan masih dikategorikan ke fase pertama.
Langsung fase 3
Kirill Dmitriev, Kepala Pendanaan Investasi Langsung Rusia menyatakan, mereka bakal menggelar Fase 3 pada Rabu besok (12/8/2020). Setelah itu mereka akan lanjut ke tahap produksi massal pada September, dengan 20 negara diklaim telah berada dalam antrean memesan vaksin corona tersebut.
Jasarevic menjelaskan, setiap negara memang mempunyai badan regulator yang membeirkan lampu hijau penggunaan obat maupun vaksin di wilayah masing-masing. Dia kemudian menerangkan posisi WHO adalah melakukan proses prakualifikasi tidak hanya untuk vaksin, melainkan juga bagi obat-obatan. "Setiap perusahaan bakal mengajukan proses prakualifikasi dari WHO karena menjadi semacam cap kualitas," papar Jasarevic.
Baca juga: Ini cara cek dapat bantuan Rp 600 ribu untuk karyawan swasta dari pemerintah
Untuk mendapatkan "stempel" ini, badan kesehatan di bawah PBB tersebut membutuhkan data efektivitas dan keselamatan yang dikumpulkan selama fase uji klinis. Jasarevic melanjutkan, pihaknya mengaku senang karena di tengah pandemi virus corona, negara berlomba-lomba mendanai penelitian vaksin virus corona.
Meski begitu, dia memperingatkan meski cepat dalam mengembangkan dan memproduksi vaksin corona, negara juga tidak boleh mengorbankan keselamatan.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Rusia Klaim Jadi Negara Pertama yang Ciptakan Vaksin Covid-19, Ini Kata WHO",
Penulis : Ardi Priyatno Utomo
Editor : Ardi Priyatno Utomo