Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
Kelompok Silent Crow mengklaim serangan ini merupakan hasil dari operasi infiltrasi selama setahun penuh, yang berhasil merusak 7.000 server Aeroflot dan mengambil alih komputer pribadi para pegawai, termasuk manajemen puncak.
Kelompok itu juga mengunggah tangkapan layar yang diklaim berasal dari dalam jaringan Aeroflot, dan mengancam akan membocorkan “data pribadi semua warga Rusia yang pernah terbang dengan Aeroflot”.
Baca Juga: Rusia Kena Sanksi Eropa, Bagaimana Nasib Blok Tuna di Tangan Zarubezhneft?
Penumpang Marah
Sejak invasi Rusia ke Ukraina pada Februari 2022, gangguan penerbangan di Rusia bukan hal asing. Namun, gangguan sebelumnya umumnya disebabkan oleh penutupan bandara sementara akibat serangan drone.
Kali ini, banyak penumpang meluapkan kekesalan mereka di media sosial VK karena kurangnya informasi dari maskapai.
“Saya sudah duduk di bandara Volgograd sejak pukul 03:30!!!!! Penerbangan ditunda untuk ketiga kalinya!!!!!! Sekarang dijadwal ulang pukul 14:50, padahal seharusnya terbang pukul 05:00!!!” tulis Malena Ashi.
Sementara itu, Yulia Pakhota mengeluhkan: “Call center tidak bisa dihubungi, situs tidak bisa diakses, aplikasi juga tidak bisa dipakai.
Bagaimana caranya saya mengembalikan tiket atau menukarnya seperti yang disarankan Aeroflot?”
Baca Juga: Putin Tolak Mentah-Mentah Permintaan Zelensky untuk Bertemu
Aeroflot menyatakan bahwa penumpang yang terdampak dapat meminta refund atau menjadwal ulang tiket mereka setelah sistem kembali pulih. Maskapai juga sedang berupaya menempatkan sebagian penumpang di maskapai lain.
Meski terkena sanksi berat dari Barat yang membatasi rute dan perjalanan internasional, Aeroflot masih masuk dalam 20 besar maskapai dunia berdasarkan jumlah penumpang. Tahun lalu, Aeroflot melayani 55,3 juta penumpang, menurut situs resminya.