Sumber: Forbes | Editor: Noverius Laoli
Kinerja cemerlang Amazon terjadi di tengah perubahan besar strategi perusahaan yang kini berfokus pada pengembangan produk berbasis AI dan infrastruktur cloud.
Langkah ini mengikuti jejak raksasa teknologi lain seperti Nvidia, Google, dan Microsoft yang sama-sama memperkuat bisnis kecerdasan buatan.
Awal pekan ini, Amazon juga mengumumkan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 14.000 karyawan korporat sebagai bagian dari upaya merampingkan birokrasi. Jassy menegaskan langkah tersebut bukan didorong alasan finansial maupun karena otomatisasi AI, “setidaknya untuk saat ini.”
Baca Juga: Nasihat Jeff Bezos Kepada Generasi Z Sebelum Dirikan Usaha
Meski sempat menghadapi tantangan akibat kebijakan tarif era Presiden Donald Trump yang dikhawatirkan menekan bisnis e-commerce, para ekonom kini menilai Amazon berhasil keluar dari masa sulit dan menunjukkan fundamental yang kuat.
Analis dari Pivotal Research menyebut Amazon memiliki parit pertahanan yang dalam di sekitar bisnis intinya berkat skala yang tak tertandingi.
Mereka juga menilai perusahaan masih memiliki banyak peluang pertumbuhan organik, terutama dari layanan cloud yang berprofit tinggi dan menjadi tulang punggung kinerja keuangan Amazon.













