kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Saham Asia turun ke posisi terendah dalam satu bulan


Jumat, 05 Maret 2021 / 15:58 WIB
Saham Asia turun ke posisi terendah dalam satu bulan
ILUSTRASI. Bursa Asia. (Photo by Yoshio Tsunoda/AFLO)


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Reli yang terlambat di saham China pada hari Jumat (5/3) menarik saham Asia dari posisi terendah satu bulan karena investor memilih tawar-menawar. Sementara perhatian dialihkan ke gaji non-pertanian Amerika Seirkat (AS) yang akan dirilis hari ini. 

E-Mini berjangka untuk S&P 500, yang turun 0,5% selama awal perdagangan Asia, menghilangkan semua kerugian pada hari sebelumnya menjadi lebih tinggi. Namun, kontrak berjangka Eropa menunjukkan awal yang lebih lemah, dengan Eurostoxx 50, Dax Jerman, dan FTSE London turun 0,3% menjadi 0,6%. 

Di Asia, saham Austraia turun lebih dari 0,7%, rata-rata saham Nikkei Jepang merosot 0,2% setelah sebelumnya turun lebih dari 1% dan saham di Seoul turun 0,4%. Saham China, yang telah dibuka di zona merah, membalikkan kerugian dengan indeks CSI300 bluchip naik 0,3%. 

Melansir artikel Reuters, Jumat (5/3) hal itu membuat indeks MSCI dari saham Asia-Pasifik di luar Jepang turun 0,4% pada 694,87 tetapi masih di atas level terendah di hari itu sebesar 684,52, level yang tidak terlihat sejak 1 Februari 2021. 

"China memiliki reli yang layak di posisi terendah sehingga menarik pasar lebih tinggi. Kami melihat perubahan haluan yang bagus datang," kata Chris Weston, ahli strategi Pepperstone yang berbasis di Melbourne. 

Dia menambahkan, pihaknya melihat beberapa sektor kembali menguat. Energi, kebutuhan pokok, utilitas telah berjalan dengan baik dan keuangan, bertindak sebagai lindung nilai terhadap kenaikan suku bunga. 

Baca Juga: Bursa Asia turun tajam pada awal perdagangan Jumat (5/3)

Sebelumnya, investor ekuitas dibingungkan oleh aksi jual tresuri AS yang mengirim imbal hasil naik dan mengangkat dolar ke level tertinggi tiga bulan, menyeret yen Jepang lebih rendah. 

Pasar energi juga tidak terhindar dari volatilitas, dengan harga minyak menambah keuntungan besar, satu malam setelah Organization of Petroleum Exporting Countries (OPEC) dan sekutunya setuju untuk mempertahankan pengurangan pasokan mereka pada bulan April 2021. Langkah itu dilakukan guna menantikan pemulihan yang lebih solid dari sisi permintaan di tengah pandemi Covid-19. 

Fokus investor juga beralih ke rilis gaji non-pertanian AS untuk bulan Februari, pasar mengincar rebound dalam pertumbuhan lapangan kerja dan tingkat pengangguran yang saat ini masih stabil di level 6,3%. "Kami menduga pasar akan cenderung melihat melalui angka yang lebih lemat, dengan investor yang mengamati stimulus fiskal besar yang direncanakan di AS yang pada akhirnya berujung pada penghapusan pembatasan wilayah terkait Covid-19 akhir tahun ini," kata Ray Attril, Kepala Strategi Valas di National Austalia Bank. 

Pada hari Kamis (4/3) lalu, saham AS merosot setelah Ketua Federal Reserve Jerome Powell mengecewakan beberapa investor dengan tidak menunjukkan bahwa Fed mungkin meningkatkan pembelian obligasi jangka panjang untuk menahan suku bunga jangka panjang. 

Nasdaq Composite jatuh 2,1%, atau turun sekitar 10% dari rekor penutupan pada 12 Februari dan menempatkannya di wilayah koreksi. Meskipun Powell memperjelas bahwa Fed tidak akan mengubah sikap kebijakan moneter ultra-longgar dalam waktu dekat, beberapa analis masih khawatir akan kenaikan imbal hasil tresuri yang dapat menandai biaya pinjaman yang lebih tinggi. 

Di sisi lain, investor obligasi menjual surat utang AS. Imbal hasil Treasury 10-tahun naik di atas 1,5% meskipun masih di bawah level tertinggi satu tahun di 1,614% yang dicapai minggu lalu. Kurva imbal hasil, menajam karena imbal hasil yang meningkat, dengan selisih antara imbal hasil dua dan 10 tahun melebar sebesar 6,3 basis poin dalam semalam.

Meningkatnya imbal hasil Treasury mendukung permintaan dolar. Indeks dolar melonjak ke level tertinggi tiga bulan di 91,734. Dolar yang lebih kuat pun membuat yen tertatih-tatih. Tercermin pada awal Jumat (5/3), yen turun ke level 108,11, terendah sejak 9 Juni.

Euro juga tersandung oleh penguatan dolar, dengan mata uang umum lesu di US$ 1,195. Kenaikan imbal hasil dan penguatan dolar memukul harga emas, yang merosot ke level terendah sembilan bulan karena investor menjual logam mulia untuk mengurangi biaya peluang memegang aset non-imbal hasil.

Spot emas terakhir berada di U$ 1.697 per ounce, diperdagangkan di bawah US$ 1.700 untuk pertama kalinya sejak Juni 2020. Harga minyak memperpanjang kenaikan pada hari Jumat setelah naik lebih tinggi semalam. Minyak mentah berjangka AS naik 82 sen menjadi US$ 64,65, bertahan tepat di bawah level tertinggi 13-bulan pada hari Kamis. Minyak mentah Brent naik 88 sen menjadi US$ 67,62 per barel.

Selanjutnya: Wall Street: S&P 500 dan Nasdaq terseret saham teknologi, fokus ke pidato Powell




TERBARU

[X]
×