kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.969.000   -22.000   -1,10%
  • USD/IDR 16.884   -14,00   -0,08%
  • IDX 6.671   36,55   0,55%
  • KOMPAS100 963   6,65   0,70%
  • LQ45 750   5,48   0,74%
  • ISSI 211   1,06   0,51%
  • IDX30 389   2,17   0,56%
  • IDXHIDIV20 469   2,39   0,51%
  • IDX80 109   0,71   0,65%
  • IDXV30 114   0,42   0,37%
  • IDXQ30 128   0,50   0,39%

Saham dan Dolar Menguat, Emas Melemah setelah Sinyal AS Lunakkan Tarif China


Kamis, 24 April 2025 / 05:22 WIB
Saham dan Dolar Menguat, Emas Melemah setelah Sinyal AS Lunakkan Tarif China
ILUSTRASI. Seorang pedagang bekerja di Bursa Saham New York (NYSE) di samping bendera Amerika Serikat, setelah Donald Trump, seorang Republikan, memenangkan pemilihan presiden Amerika Serikat, di New York City, Amerika Serikat, 6 November 2024. Pasar keuangan global mencatat pergerakan signifikan pada Rabu (23/4/2025), menyusul kemungkinan pelonggaran kebijakan tarif terhadap China.


Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Pasar keuangan global mencatat pergerakan signifikan pada Rabu (23/4/2025), menyusul pernyataan dari pejabat tinggi Amerika Serikat (AS) yang mengisyaratkan kemungkinan pelonggaran kebijakan tarif terhadap China. 

Indeks saham Utama Wall Street menguat, dolar AS naik terhadap sejumlah mata uang utama, sementara harga emas turun tajam.

Menteri Keuangan AS, Scott Bessent, menyatakan bahwa tarif tinggi antara Amerika Serikat dan China tidak dapat dipertahankan dalam jangka panjang. Presiden AS Donald Trump juga memberikan sinyal kesiapan untuk meredakan ketegangan dagang antara dua ekonomi terbesar dunia tersebut.

Sumber yang mengetahui pembicaraan internal Gedung Putih menyebutkan bahwa pemerintahan Trump terbuka untuk mempertimbangkan pemangkasan tarif impor dari China secara signifikan demi mendorong negosiasi dengan Beijing. Namun, kebijakan ini tidak akan diambil secara sepihak.

Baca Juga: Cermati Rekomendasi Saham Emiten Produsen Emas di Tengah Kenaikan Harga Komoditasnya

Optimisme pasar semakin menguat setelah Presiden Trump pada Selasa malam menarik kembali ancamannya untuk memecat Ketua Federal Reserve Jerome Powell. 

“Pelunakan sikap terhadap tarif dan kebijakan perdagangan dengan China, serta sinyal kesediaan untuk mencari kesepakatan, menjadi hal yang direspons positif oleh pasar,” ujar Jim Baird, Kepala Investasi Plante Moran Financial Advisors di Michigan.

Ketegangan akibat perang tarif selama beberapa minggu terakhir telah mengguncang pasar, dengan kekhawatiran investor bahwa situasi tersebut bisa memicu resesi. Kritik Trump terhadap Ketua The Fed turut menambah tekanan terhadap aset-aset AS.

Sementara itu, beberapa laporan kinerja keuangan perusahaan juga turut mendukung penguatan saham. Saham Boeing naik 6,1% setelah membukukan kerugian kuartalan yang lebih kecil dari perkiraan.

Baca Juga: Intip Prospek Harga Emas Jelang Pilpres AS

Indeks Dow Jones Industrial Average menguat 419,59 poin atau 1,07% menjadi 39.606,57. Indeks S&P 500 naik 88,10 poin atau 1,67% ke posisi 5.375,86, sedangkan Nasdaq Composite melonjak 407,63 poin atau 2,50% ke 16.708,05.

Saham Tesla naik 5,4% meski hasil kinerjanya tidak sesuai dengan ekspektasi analis. CEO Tesla Elon Musk menyatakan akan mengurangi keterlibatannya di Departemen Efisiensi Pemerintah mulai bulan depan untuk lebih fokus pada bisnis-bisnisnya.

Dari sektor S&P 500, teknologi dan barang konsumsi diskresioner mencatat kenaikan terbesar, sementara sektor kebutuhan pokok dan energi mengalami pelemahan.

Di pasar global, indeks saham MSCI naik 11,95 poin atau 1,50% ke 808,21, dan indeks STOXX 600 kawasan Eropa menguat 1,78%.

Di sisi lain, harga emas spot turun 3% menjadi US$3.281,6 per ons, setelah sebelumnya sempat menyentuh rekor tertinggi dalam beberapa sesi terakhir.

Dolar AS menguat terhadap yen sebesar 1,27% ke level 143,435, dan naik 1,32% terhadap franc Swiss ke posisi 0,8298. Sementara itu, euro melemah 0,86% ke US$ 1,132, turun dari level tertingginya pekan ini di US$ 1,15.

Baca Juga: Cek Rekomendasi Saham Emiten Tambang Mineral di Tengah Rencana Kenaikan Tarif Royalti

Imbal hasil obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun turun signifikan, mencerminkan penurunan kekhawatiran pasar atas kebijakan perdagangan dan ekonomi pemerintahan Trump. Namun, penguatan pasar obligasi mulai mereda di tengah rilis data ekonomi yang bervariasi.

Salah satu data positif datang dari Departemen Perdagangan AS yang mencatat penjualan rumah pada Maret lebih tinggi dari ekspektasi.

Imbal hasil obligasi AS 10 tahun terakhir berada di 4,385%, sedikit lebih rendah dari hari sebelumnya, sementara imbal hasil 30 tahun turun lima basis poin menjadi 4,83%.

CEO Citadel, Kenneth Griffin, memperingatkan bahwa pemerintahan Trump perlu berhati-hati terhadap potensi kerusakan pada kelayakan kredit obligasi pemerintah AS.

Baca Juga: Pasar Saham Global Tertekan Ancaman Shutdown Pemerintah AS dan Kebijakan Tarif Trump

Sementara itu, harga minyak ditutup melemah. Minyak mentah AS turun US$1,40 menjadi US$ 62,27 per barel, sedangkan minyak mentah Brent turun US$ 1,32 ke US$ 66,12.

Selanjutnya: Ribuan Umat Penuhi Vatikan, Dunia Bersiap Sambut Paus Baru

Menarik Dibaca: Kumpulan Gift Code Ojol The Game 24 April 2025 Terbaru dari Codexplore



TERBARU

[X]
×