Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Pasar saham global ditutup menguat pada Jumat (31/10/2025), menandai kenaikan mingguan ketiga berturut-turut sekaligus kenaikan bulanan ketujuh.
Sentimen positif datang dari lonjakan saham Amazon setelah laporan keuangan kuartalannya menunjukkan pertumbuhan bisnis komputasi awan tercepat dalam hampir tiga tahun terakhir.
Saham Amazon melonjak 9,6% setelah perusahaan memperkirakan penjualan kuartal berikutnya akan melampaui ekspektasi. Sebaliknya, saham Apple turun tipis 0,4% ke level US$271,37, meskipun sempat menyentuh rekor intraday di US$277,32.
Baca Juga: The Fed Pangkas Suku Bunga Lagi di Tengah Buta Data akibat Shutdown
Penurunan ini terjadi setelah Apple melaporkan kinerja kuartalan yang kuat berkat permintaan tinggi terhadap iPhone 17, yang mendorong penjualan dan proyeksi pendapatan liburannya melampaui perkiraan analis.
Kinerja dua raksasa teknologi itu melengkapi musim laporan keuangan dari kelompok saham “Magnificent Seven”, yang menunjukkan bahwa investasi besar-besaran di infrastruktur kecerdasan buatan (AI) masih terus berlanjut tanpa tanda-tanda melambat.
Di Wall Street, indeks Dow Jones Industrial Average naik 0,09% ke 47.562,87, S&P 500 menguat 0,26% ke 6.840,20, dan Nasdaq Composite menanjak 0,61% ke 23.724,96.
Baca Juga: Pidato Terakhir Powell Sebagai Ketua The Fed: Pasar Rally, Ketidakpastian Masih Besar
Namun, ketiga indeks tersebut sempat memangkas sebagian kenaikannya setelah sejumlah pejabat Federal Reserve (The Fed) memberikan pernyataan bernada hawkish, memperkecil peluang penurunan suku bunga pada pertemuan Desember.
“Thema pasar hari ini mirip dengan kemarin, laporan keuangan perusahaan sedikit lebih baik dari perkiraan, tetapi dibayangi komentar hawkish dari pejabat The Fed,” ujar James Ragan, Co-Chief Investment Officer di D.A. Davidson.
Presiden The Fed Atlanta Raphael Bostic menegaskan bahwa pemangkasan suku bunga pada Desember belum menjadi keputusan pasti.
Sementara Presiden The Fed Cleveland Beth Hammack menyatakan terbuka untuk meninjau ulang target suku bunga acuan yang digunakan dalam kebijakan moneter.
Baca Juga: Pasar Saham Global Bergejolak Usai The Fed Turunkan Suku Bunga
Berdasarkan alat pemantau CME FedWatch, pasar kini menilai peluang pemangkasan suku bunga 25 basis poin pada Desember turun menjadi 65%, dari hampir 92% sepekan sebelumnya.
Secara keseluruhan, ketiga indeks utama Wall Street menuju kenaikan mingguan ketiga beruntun, dan Nasdaq mencatat kenaikan bulanan ketujuh berturut-turut, periode terpanjang sejak Januari 2018.
Indeks global MSCI naik tipis 0,08% ke 1.005,99, juga mengarah ke kenaikan bulanan ketujuh berturut-turut, terpanjang sejak Agustus 2021.
Di Eropa, indeks STOXX 600 ditutup turun 0,51% setelah hasil laporan keuangan perusahaan yang bervariasi dan data inflasi zona euro yang tetap jinak. Meski begitu, indeks ini tetap mencatat kenaikan bulanan keempat berturut-turut.
Di pasar valuta asing, komentar pejabat The Fed turut menguatkan dolar AS. Presiden The Fed Kansas City Jeffrey Schmid menyatakan menolak keputusan pemangkasan suku bunga pekan ini karena masih khawatir terhadap inflasi yang tinggi.
Baca Juga: The Fed Kembali Pangkas Suku Bunga, Tapi Sinyal Desember Masih Abu-Abu
Sementara Presiden The Fed Dallas Lorie Logan menilai bank sentral seharusnya tidak menurunkan suku bunga saat ini maupun pada Desember mendatang.
Indeks dolar AS naik 0,31% ke 99,78, sementara euro melemah 0,31% menjadi US$1,1529. Yen Jepang menguat tipis 0,02% ke 154,10 per dolar AS setelah Menteri Keuangan Jepang Satsuki Katayama menegaskan pemerintah memantau pergerakan mata uang dengan kewaspadaan tinggi.













