kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.263.000   -4.000   -0,18%
  • USD/IDR 16.655   17,00   0,10%
  • IDX 8.213   47,09   0,58%
  • KOMPAS100 1.146   6,71   0,59%
  • LQ45 841   4,41   0,53%
  • ISSI 284   -0,06   -0,02%
  • IDX30 443   2,57   0,58%
  • IDXHIDIV20 510   1,96   0,39%
  • IDX80 129   0,55   0,43%
  • IDXV30 139   0,15   0,11%
  • IDXQ30 141   0,36   0,26%

The Fed Kembali Pangkas Suku Bunga, Tapi Sinyal Desember Masih Abu-Abu


Kamis, 30 Oktober 2025 / 08:02 WIB
The Fed Kembali Pangkas Suku Bunga, Tapi Sinyal Desember Masih Abu-Abu
Jerome Powell, Chairman The Fed umumkan penurunan suku bunga 0,25 bps pada FOMC 28-29 Oktober 2025. Foto: Tangkapan Layar Youtube The Fed


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Federal Reserve (The Fed) kembali memangkas suku bunga acuan untuk kedua kalinya secara beruntun pada Rabu (29/10/2025) waktu setempat.

Namun, pernyataan Ketua The Fed Jerome Powell yang meragukan kemungkinan pemangkasan lanjutan pada Desember mendatang membuat pasar keuangan bergejolak.

Dalam keputusan dengan hasil voting 10-2, Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) menurunkan suku bunga pinjaman acuan semalam menjadi kisaran 3,75%–4%. Bersamaan dengan itu, The Fed juga mengumumkan akan mengakhiri kebijakan pengurangan neraca aset atau quantitative tightening (QT) mulai 1 Desember.

Gubernur Stephen Miran kembali menyatakan ketidaksetujuannya, dengan alasan pemangkasan seharusnya dilakukan lebih agresif sebesar setengah poin. 

Baca Juga: Goldman Sachs Perkirakan The Fed Pangkas Suku Bunga Tiga Kali di 2025

Sementara itu, Presiden The Fed Kansas City, Jeffrey Schmid, juga menentang, namun karena berpendapat suku bunga seharusnya tidak dipangkas sama sekali. Miran diketahui merupakan pejabat yang ditunjuk Presiden Donald Trump, yang belakangan gencar mendesak The Fed untuk menurunkan suku bunga lebih cepat.

Pemangkasan suku bunga ini berdampak luas karena menjadi acuan bagi berbagai produk konsumsi, mulai dari kredit kendaraan, hipotek perumahan, hingga kartu kredit.

Meski demikian, pernyataan resmi usai rapat tidak memberikan petunjuk jelas terkait arah kebijakan Desember nanti. Pada pertemuan September lalu, para pejabat The Fed masih memperkirakan akan ada tiga kali pemangkasan sepanjang tahun ini.

Namun Powell menegaskan, pemangkasan di Desember bukan hal yang pasti. 

“Dalam pembahasan kali ini, terdapat perbedaan pandangan yang kuat di antara anggota komite tentang langkah selanjutnya,” ujar Powell dalam konferensi pers seperti dikutip dari CNBC, Kamis (30/10). 

Baca Juga: Wall Street Senin (8/9): S&P 500 & Nasdaq Naik, Optimistis The Fed Pangkas Suku Bunga

“Pemangkasan suku bunga pada pertemuan Desember bukan kesimpulan yang pasti—jauh dari itu.”

Powell menambahkan, kini mulai muncul suara yang kian kuat di antara 19 pejabat The Fed untuk menunda pemangkasan lebih lanjut dan menunggu satu siklus lagi. Dampaknya, peluang pemangkasan pada Desember turun menjadi 67% dari sebelumnya 90%, menurut data CME FedWatch.

Pasar saham yang semula menguat setelah pengumuman keputusan, berbalik melemah setelah pernyataan Powell, sebelum akhirnya bergerak stabil menjelang penutupan perdagangan.

Keputusan pemangkasan ini diambil di tengah keterbatasan data ekonomi akibat penangguhan sementara pengumpulan data oleh pemerintah AS. Selain data indeks harga konsumen (CPI) pekan lalu, berbagai indikator penting seperti data ketenagakerjaan dan penjualan ritel belum tersedia.

Dalam pernyataannya, The Fed mengakui adanya ketidakpastian akibat minimnya data. 

Baca Juga: BI dan The Fed Pangkas Suku Bunga, Prospek Arus Modal Asing ke Indonesia Menguat

“Indikator yang tersedia menunjukkan aktivitas ekonomi berkembang dalam laju moderat. Pertumbuhan lapangan kerja melambat tahun ini, sementara tingkat pengangguran sedikit naik namun tetap rendah hingga Agustus,” tulis FOMC. 

“Inflasi meningkat sejak awal tahun dan masih berada di level agak tinggi.”

Perubahan pandangan ini menandai pergeseran dari pernyataan September, ketika The Fed menyebut aktivitas ekonomi telah melambat. 




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×