Sumber: Finbold News | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Warren Buffett, pendiri Berkshire Hathaway, dikenal dengan kecakapannya dalam memilih perusahaan dengan potensi dividen yang kuat.
Salah satu saham yang baru-baru ini ditambahkan ke portofolio investasinya adalah Chevron (CVX), produsen minyak dan gas yang merupakan salah satu pilihan investasi utama Buffett sejak pasar saham turun drastis akibat pandemi COVID-19 pada tahun 2020.
Kepemilikan Berkshire Hathaway di Chevron
Per kuartal ketiga 2024, Berkshire Hathaway memiliki 118.610.534 lembar saham Chevron. Dengan dividen tahunan US$6,52 per saham, Buffett diperkirakan akan menerima US$773,3 juta (sekitar Rp 13 triliun) dalam pendapatan dividen pada tahun ini.
Chevron juga telah secara konsisten meningkatkan dividen dalam 37 tahun terakhir, yang memberikan potensi kenaikan dividen bagi para investor dalam jangka panjang.
Baca Juga: 2 Saham Warren Buffett yang Layak Dibeli dan Hold Selamanya
Apakah Saham CVX Layak Dibeli?
Bagi investor yang mencari pendapatan pasif dari pasar saham, Chevron (CVX) bisa menjadi pilihan yang menarik. Selain daya tarik dividen yang tinggi, saham ini menunjukkan kenaikan moderat dalam beberapa bulan terakhir meski menghadapi volatilitas pasar.
Pada saat artikel ini ditulis, harga saham Chevron diperdagangkan di US$156,21, mengalami penurunan sebesar 0,65% dalam 24 jam terakhir. Namun, saham ini naik hampir 4% dalam setahun terakhir.
Selain daya tarik dividen, perusahaan ini juga memiliki beberapa katalis pertumbuhan di masa depan, antara lain:
Kekuatan Keuangan Chevron
Chevron memiliki kekuatan finansial yang solid. Pada tiga kuartal pertama 2024, perusahaan ini melaporkan menghasilkan US$22,8 miliar dalam arus kas operasi.
Baca Juga: Ini 2 Saham Favorit Para Miliarder yang Mungkin Anda Tertarik Beli
Dengan dana tersebut, Chevron mampu membeli kembali saham senilai US$10,5 miliar, memberikan rasa aman bagi para investor untuk menikmati pembayaran dividen yang stabil tanpa adanya tekanan besar dari fluktuasi pasar.
Proyeksi Laba dan Ekspansi Chevron
Chevron diperkirakan akan mengalami sedikit penurunan pendapatan pada laporan keuangan kuartal IV 2024, dengan estimasi laba US$2,19 per saham, yang mencatatkan penurunan 36,5% YoY. Pendapatan diperkirakan mencapai US$46,96 miliar, turun 0,5% dibandingkan tahun sebelumnya.
Namun, Chevron berfokus pada ekspansi produksi, khususnya melalui pengembangan aset yang memberikan imbal hasil tinggi di Permian Basin, Teluk Meksiko, dan Kazakhstan.
Dengan langkah ini, Chevron berpotensi mengalami pertumbuhan produksi tahunan lebih dari 3% dan menghasilkan lebih dari 10% arus kas bebas hingga tahun 2027, tergantung pada stabilitas pasar minyak mentah.
Baca Juga: Robert Kiyosaki: Usia Bukan Penghalang untuk Menjadi Kaya, Ini Saatnya!
Akuisisi Hess dan Dampaknya
Salah satu katalis pertumbuhan utama bagi Chevron adalah akuisisi Hess senilai US$53 miliar, yang disetujui pada Januari 2025.
Akuisisi ini memperkuat portofolio global Chevron dengan mengakses blok Stabroek di Guyana, aset shale yang memiliki margin tinggi, serta operasi di Teluk Meksiko. Ini memberikan Chevron keunggulan kompetitif yang lebih besar di pasar energi global.
Menurut konsensus 19 analis Wall Street di Tipranks, Chevron diperkirakan dapat mengalami kenaikan 12,39% dalam setahun ke depan, dengan harga target rata-rata di US$175,56. Estimasi harga saham Chevron berkisar antara US$154,00 hingga US$195,00.