CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.527.000   14.000   0,93%
  • USD/IDR 15.675   65,00   0,41%
  • IDX 7.287   43,33   0,60%
  • KOMPAS100 1.121   3,73   0,33%
  • LQ45 884   -2,86   -0,32%
  • ISSI 222   1,85   0,84%
  • IDX30 455   -2,30   -0,50%
  • IDXHIDIV20 549   -4,66   -0,84%
  • IDX80 128   0,06   0,05%
  • IDXV30 138   -1,30   -0,94%
  • IDXQ30 152   -0,90   -0,59%

Warren Buffett: Anda Harus Siap Jika Saham yang Dibeli Turun 50% Lebih


Senin, 02 September 2024 / 19:36 WIB
Warren Buffett: Anda Harus Siap Jika Saham yang Dibeli Turun 50% Lebih
ILUSTRASI. Warren Buffett dan Pentingnya Psikologi Investor dalam Investasi Saham. REUTERS/Scott Morgan


Sumber: Yahoo Finance | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Warren Buffett, investor legendaris yang dikenal dengan julukan "Oracle of Omaha," telah lama memberikan nasihat bijak bagi para investor.

Salah satu nasihatnya yang paling terkenal adalah, "Takutlah ketika orang lain serakah dan serakahlah ketika orang lain takut."

Nasihat ini mencerminkan pandangan Buffett tentang pentingnya memiliki perspektif yang benar dalam berinvestasi, terutama dalam menghadapi ketidakpastian pasar.

Psikologi Investor: Kunci Menghadapi Volatilitas Pasar

Pada rapat pemegang saham Berkshire Hathaway tahun 2020, Buffett menambahkan wawasan lebih lanjut mengenai pentingnya psikologi dalam investasi. Ia menekankan bahwa beberapa orang lebih rentan terhadap ketakutan dibandingkan yang lain.

Menurutnya, ada orang-orang yang "seharusnya tidak memiliki saham" karena mereka "tidak bisa mengatasinya secara psikologis" dan cenderung "membeli dan menjual pada waktu yang salah."

Baca Juga: Warren Buffett Jual Saham Bank of America Corp, Strategi Apa yang Sedang Dimainkan?

Buffett membandingkan rasa takut dengan pandemi COVID-19, menyatakan bahwa "rasa takut menyerang beberapa orang dengan intensitas yang jauh lebih besar dibandingkan yang lain."

Ia menekankan bahwa investor harus siap melihat saham mereka turun hingga 50% atau lebih dan tetap merasa nyaman dengan keputusan untuk tetap memegangnya, selama mereka percaya pada fundamental perusahaan tersebut.

Contoh Keberanian Buffett dalam Krisis Keuangan

Salah satu contoh nyata bagaimana psikologi yang kuat membantu Buffett mengambil keputusan yang bijak terjadi selama krisis keuangan tahun 2008.

Saat banyak investor panik dan menjual saham mereka, Buffett justru aktif membeli saham di perusahaan-perusahaan besar seperti Goldman Sachs, NRG Energy, Kraft Heinz, Becton Dickinson and Co., dan General Electric.

Harga saham yang anjlok pada masa tersebut memungkinkan Buffett untuk mendapatkan banyak saham berkualitas dengan harga yang sangat murah, yang kemudian terbukti sebagai investasi yang menguntungkan.

Baca Juga: Ini Portofolio 7 Saham Bill Gates yang Mungkin Anda Tertarik Miliki

Perspektif Panjang dalam Investasi Saham

Buffett juga menekankan pentingnya memiliki perspektif jangka panjang dalam berinvestasi. Ia menyarankan para investor untuk memperlakukan saham seperti mereka memperlakukan lahan pertanian—membeli dan memegangnya untuk jangka waktu yang sangat panjang tanpa terlalu memperhatikan fluktuasi harga harian.

Menurut Buffett, seorang investor seharusnya hanya membeli saham jika mereka siap secara finansial dan psikologis untuk memegangnya tanpa perlu khawatir dengan pergerakan harga harian.

Sebagai ilustrasi, investor lahan pertanian tidak mengetahui dengan pasti nilai aset mereka setiap hari; mereka hanya tahu harga beli awal dan baru mengetahui nilai sebenarnya saat lahan tersebut dijual, mungkin bertahun-tahun kemudian.

Pendekatan yang sama terhadap saham dapat mengurangi kekhawatiran akan fluktuasi jangka pendek dan membantu investor fokus pada pertumbuhan jangka panjang.

Baca Juga: Bongkar Rahasia Kaya Raya dan Panjang Umur Ala Warren Buffett

Penurunan Periode Kepemilikan Saham di Era Modern

Meskipun nasihat Buffett untuk memiliki pandangan jangka panjang dalam berinvestasi sangat kuat, tren saat ini menunjukkan bahwa banyak investor lebih tertarik pada perdagangan saham secara reguler.

Periode kepemilikan rata-rata untuk saham individu di Amerika Serikat menurun drastis dari lima tahun pada 1970-an menjadi hanya 10 bulan pada 2020-an. Tren ini menunjukkan bahwa lebih banyak investor yang tergoda untuk melakukan perdagangan jangka pendek, yang dapat mengakibatkan mereka melewatkan potensi keuntungan jangka panjang.

Menghadapi Ketakutan dengan Disiplin Investasi

Peter Lynch, mantan manajer dana mutual yang legendaris, juga berbicara tentang pentingnya psikologi dalam investasi. Dalam sebuah kuliah di National Press Club pada tahun 1994, Lynch mengatakan, “Organ utama dalam tubuh Anda dalam pasar saham adalah perut, bukan otak.”

Ia menekankan bahwa selalu akan ada hal yang menakutkan di pasar, dan investor harus belajar untuk mengabaikan rasa takut tersebut, berfokus pada perusahaan yang baik, dan memiliki keyakinan pada investasi mereka.

Baca Juga: Warren Buffett Jual Saham Apple, Tapi Miliarder Ini Justru Beli dengan Harga Tinggi

Rasa panik dan menjual saham saat pasar jatuh sangat merugikan bagi pengembalian jangka panjang. Dengan tetap fokus pada jangka panjang selama periode volatilitas, investor dapat memanfaatkan pemulihan pasar seiring berjalannya waktu.

Analisis oleh Lazard Asset Management menunjukkan bahwa hari-hari paling menguntungkan bagi investor biasanya terjadi di tengah atau di sekitar periode pasar bearish.


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×