Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - BEIJING. Saham raksasa e-commerce China JD.com anjlok 13% ke rekor terendah pada hari Jumat (13/10). Hal tersebut terjadi setelah sejumlah perbankan dan broker memangkas target harga dan perkiraan pertumbuhan pendapatan JD.com karena pemulihan belanja konsumen yang lebih lemah dari perkiraan.
Pialang dan bank termasuk Citi, Daiwa dan Jefferies, merevisi proyeksi kinerja dan target harga bagi saham JD.com.
JD.com, yang terdaftar di Hongkong dan Amerika Serikat, diperkirakan akan melaporkan data keuangan triwulanan pada pertengahan November, setelah festival belanja online utama China, Singles' Day.
Saham JD.com, yang juga merupakan pengecer peralatan rumah tangga terbesar di China, ditutup pada level terendah sejak debutnya pada Juni 2020.
Krisis utang di sektor properti telah berkontribusi terhadap perlambatan pertumbuhan ekonomi China setelah pandemi Covid-19. Sementara, banyak warga China yang mengurangi pengeluaran karena kekhawatiran terhadap perekonomian dan keamanan kerja, sehingga merugikan sektor ritel.
Baca Juga: Sebanyak 143 WNI di Wilayah Konflik Israel-Palestina
Pada bulan Maret, JD.com memperingatkan bahwa perlu waktu untuk membangun kembali kepercayaan konsumen pascapandemi karena pendapatan JD.com tidak sesuai dengan perkiraan pendapatan kuartal keempat.
Di sisi lain, Citi Research menurunkan asumsi pendapatan JD.com sebesar 3,4% dan 4,3% untuk kuartal ketiga dan keempat, dengan menyatakan bahwa kini mereka memperkirakan pertumbuhan masing-masing kuartal hanya 0,8% dan 1,3%.
Analis bank tersebut mengutip "tren konsumsi yang relatif tenang, basis yang tinggi, persaingan yang ketat, dan dampak yang berkelanjutan dari penyesuaian restrukturisasi" yang menyebabkan perubahan estimasi.
Sementara itu, Nomura mengatakan JD.com belum melihat adanya perbaikan yang berarti dalam sektor ritel sejak kuartal ketiga, dan menambahkan bahwa perusahaan juga telah melewatkan hal positif dari kebijakan stimulus yang telah diluncurkan China sejak September untuk menyelamatkan pasar properti.
JD.com menyatakan tidak berkomentar mengenai revisi analis dan kinerja harga sahamnya.
Baca Juga: WTO Ingatkan Dampak Luar Biasa dari Konflik Israel-Hamas Terhadap Perdagangan Global
JD.com adalah platform online terkemuka di China untuk penjualan produk digital dan elektronik, seperti telepon seluler dan peralatan listrik rumah tangga.
Saingan JD.com, termasuk Alibaba Group, yang mengoperasikan pasar Taobao dan Tmall, serta PDD Holding, yang mengoperasikan Pinduoduo. Keduanya menawarkan produk yang lebih beragam dengan harga yang bervariasi.
Dalam pernyataan terpisah yang diterbitkan sebelumnya pada hari Jumat, JD.com mengatakan telah mengajukan laporan polisi atas rumor online tentang seorang pengusaha yang ditangkap bahwa para pelakunya memiliki hubungan jahat dengan perusahaan tersebut.