Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ketegangan diplomatik antara Jepang dan China kembali memanas dan langsung mengguncang pasar saham Tokyo.
Sektor pariwisata menjadi korban pertama setelah Beijing memperingatkan warganya untuk tidak berkunjung ke Jepang di tengah perselisihan terbaru terkait Taiwan.
Pada perdagangan Senin (17/11/2025), saham emiten yang sangat bergantung pada wisatawan China berguguran. Isetan Mitsukoshi ambles 11,4%, menjadi penurunan terbesar lebih dari satu tahun.
Baca Juga: Saham BBTN Sempat Anjlok 9,77%, Cermati Rekomendasi Analis Berikut!
Operator Tokyo Disneyland, Oriental Land, terperosok 5,1%, sementara Japan Airlines turun 3,9%.
China sebelumnya memperingatkan Jepang akan kekalahan telak jika ikut campur dalam konflik Taiwan, sekaligus mengeluarkan imbauan perjalanan bagi warganya. Pemerintah Jepang kemudian mendesak Beijing agar mengambil langkah yang lebih tepat.
Pariwisata selama ini menjadi penopang penting ekonomi Jepang, terlebih setelah yen melemah. Pada September, wisatawan dari China daratan menyumbang sekitar 24% kunjungan, terbesar kedua setelah Korea Selatan.
Larangan perjalanan dari China berpotensi menimbulkan kerugian ekonomi hingga ¥2,2 triliun atau sekitar US$ 14,23 miliar per tahun.
Dampaknya bisa memangkas produk domestik bruto (PDB) riil Jepang sebesar 0,36%, menurut perkiraan Takahide Kiuchi, ekonom eksekutif Nomura Research Institute.
Baca Juga: Indeks Bursa Saham Jepang Cetak Rekor Tertinggi Lagi
Tekanan pasar tidak hanya dirasakan sektor wisata. Saham Ryohin Keikaku pengelola gerai Muji merosot 9,4%, sementara Fast Retailing, pemilik Uniqlo dengan lebih dari 900 toko di China, turun 5,6%. Indeks acuan Nikkei terkoreksi 0,7%.
Ketegangan meningkat sejak Perdana Menteri baru Jepang, Sanae Takaichi, menyatakan pada 7 November bahwa serangan China ke Taiwan bisa menjadi situasi yang mengancam kelangsungan hidup” Jepang dan memicu respons militer.
Menurut Alicia Garcia-Herrero, Kepala Ekonom Asia Pasifik Natixis, potensi dampak ekonomi jauh lebih luas daripada sekadar sektor pariwisata.
Ketergantungan Jepang pada pasokan logam tanah jarang dari China yang memasok lebih dari 90% kebutuhan global—dinilai menjadi risiko strategis yang sulit dihindari.
Baca Juga: Nikkei Jepang Bergerak Stagnan, Optimisme Stimulus Tertahan Laju Profit Taking
Di China, saham perusahaan yang memiliki eksposur ke pasar Jepang juga ikut terpukul. Saham Linkage, produsen perangkat lunak yang mengandalkan penjualan ke Jepang, turun 3,5%. Emiten maskapai seperti Air China dan China Eastern juga terkoreksi lebih dari 2%.
Retaknya hubungan dua ekonomi besar Asia ini kini menjadi sorotan, dengan pasar menimbang risiko lanjutan yang bisa menjalar ke rantai pasok teknologi hingga hubungan dagang bilateral.












