Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - Saham teknologi memimpin reli di bursa Asia pada Kamis (2/10/2025), sementara harga emas bertahan dekat rekor tertinggi dan dolar AS melemah.
Hal ini terjadi setelah laporan pasar tenaga kerja AS yang lemah semakin memperkuat ekspektasi pemangkasan suku bunga Federal Reserve (The Fed).
Penutupan sebagian besar pemerintahan AS membuat hampir pasti bahwa data ketenagakerjaan bulanan (payrolls) yang krusial tidak akan dirilis pada Jumat (3/10).
Baca Juga: IHSG Rebound 0,48% ke 8.082,45 Kamis (2/10) Pagi, Bursa Regional Bervariatif
Namun, laporan ketenagakerjaan sektor swasta ADP yang dirilis semalam menunjukkan ekonomi AS kehilangan pekerjaan pada September, setelah bulan sebelumnya juga direvisi mengalami penurunan.
Tanpa menunggu data resmi, laporan ADP yang suram sudah cukup membuat pelaku pasar mematok pemangkasan suku bunga acuan Fed sebesar 25 basis poin pada dua rapat kebijakan tersisa tahun ini sebagai skenario hampir pasti.
Ekspektasi pelonggaran moneter itu mendorong Wall Street ke rekor baru pada Rabu (1/10). Indeks Philadelphia Semiconductor naik lebih dari 2%.
Di Asia, saham chip memimpin penguatan. Indeks Nikkei Jepang naik sekitar 0,5% dan bursa Taiwan yang sarat saham teknologi melonjak 1,5%.
Baca Juga: Pasar Menyambut Deal OpenAI, Kapitalisasi Samsung–SK Hynix Naik US$37 Miliar
Sedangkan KOSPI Korea Selatan melesat 2,8% setelah raksasa chip Samsung dan SK Hynix meneken kemitraan pasokan untuk pusat data OpenAI. Indeks Hang Seng Hong Kong juga bertambah 0,5%.
Kyle Rodda, analis Capital.com, mengatakan laporan ADP menunjukkan ekonomi AS sangat membutuhkan dukungan kebijakan lebih lanjut.
"Pasar kini mendiskon kemungkinan pemangkasan suku bunga yang jauh lebih tinggi pada Oktober dan Desember," ujarnya.
Ia menambahkan, meski sempat ada kekhawatiran, pasar tampaknya mengabaikan dampak penutupan pemerintahan AS.
"Secara historis, dampaknya relatif kecil. Namun, tertundanya rilis data ekonomi penting bisa meningkatkan ketidakpastian arah kebijakan moneter AS dan memicu volatilitas," katanya.
Baca Juga: Reli Emas Tertahan Kamis (2/10) Pagi, Investor Ambil Untung di Tengah Shutdown AS
Kombinasi ekspektasi pelonggaran The Fed dan ketidakpastian akibat shutdown sempat mendorong emas ke rekor baru di US$3.895,09 per ons pada perdagangan semalam. Harga emas terakhir bergerak di sekitar US$3.865.
Di pasar obligasi, imbal hasil Treasury AS tenor dua tahun turun ke level terendah dua pekan di 3,531% pada sesi Asia.
Sementara itu, indeks dolar AS bertahan dekat level terendah sepekan di 97,459, terakhir diperdagangkan di 97,672.
Yen sedikit stabil di 147,01 per dolar, euro menguat tipis ke US$1,1738, dan poundsterling naik ke US$1,3483.
Dari pasar energi, harga minyak menguat tipis seiring prospek sanksi yang lebih ketat terhadap minyak mentah Rusia.
Kontrak berjangka Brent naik 0,2% menjadi US$65,50 per barel, sementara West Texas Intermediate (WTI) juga naik 0,2% ke US$61,92 per barel.