CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.396.000   10.000   0,72%
  • USD/IDR 16.295
  • IDX 7.288   47,89   0,66%
  • KOMPAS100 1.141   4,85   0,43%
  • LQ45 920   4,23   0,46%
  • ISSI 218   1,27   0,58%
  • IDX30 460   1,81   0,40%
  • IDXHIDIV20 553   3,30   0,60%
  • IDX80 128   0,57   0,44%
  • IDXV30 130   1,52   1,18%
  • IDXQ30 155   0,78   0,50%

Salahkan Barat atas Krisis Gaza, Vladimir Putin: AS Butuh Kekacauan Global


Selasa, 31 Oktober 2023 / 06:10 WIB
Salahkan Barat atas Krisis Gaza, Vladimir Putin: AS Butuh Kekacauan Global
ILUSTRASI. Pada Senin (30/10/2023), Presiden Rusia Vladimir Putin menyalahkan negara-negara Barat atas krisis di Timur Tengah. Sputnik/Pavel Bednyakov/Pool via REUTERS


Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - MOSKOW. Pada Senin (30/10/2023), Presiden Rusia Vladimir Putin menyalahkan negara-negara Barat atas krisis di Timur Tengah. 

Seperti yang diketahui, krisis di Timur Tengah semakin memanas. Israel membom Jalur Gaza dalam upaya membasmi militan Hamas yang serangannya pada 7 Oktober 2023 lalu menewaskan sekitar 1.400 orang, sebagian besar warga sipil.

Melansir Reuters, dalam pernyataan yang disiarkan televisi pada pertemuan anggota Dewan Keamanan dan pemerintah serta kepala lembaga penegak hukum, Putin mengatakan elit penguasa AS adalah satelit mereka berada di balik pembunuhan warga Palestina di Gaza, sekaligus di balik konflik di Ukraina, Afghanistan, Irak, dan Suriah.

“Mereka membutuhkan kekacauan terus-menerus di Timur Tengah. Oleh karena itu (AS) melakukan yang terbaik untuk mendiskreditkan negara-negara yang menuntut gencatan senjata segera di Jalur Gaza, menghentikan pertumpahan darah, dan siap memberikan kontribusi nyata untuk menyelesaikan krisis tersebut, dan tidak menjadi parasit di dalamnya," tegas Putin.

Rusia mendukung gencatan senjata segera di Gaza dan solusi dua negara. Hal ini juga membuat marah Israel karena menerima delegasi Hamas di Moskow.

Baca Juga: Rusia Umumkan Telah Berhasil Menguji Serangan Nuklir di Darat, Laut, dan Udara

Setelah mengirim pasukannya ke Ukraina pada Februari 2022 dengan argumen bahwa Moskow harus membebaskan sesama penutur bahasa Rusia dari dugaan penindasan, Putin selama setahun terakhir ini menyebut “operasi militer khusus” sebagai perjuangan untuk kelangsungan hidup Rusia melawan pasukan pimpinan AS. 

Barat bertekad menggunakan Ukraina untuk menghancurkan dan membongkar Rusia.

Putin mengatakan Rusia sedang memerangi pasukan bayangan Amerika yang ia salahkan atas krisis Timur Tengah di medan perang Ukraina.

“Palestina hanya bisa tertolong dengan memerangi mereka yang berada di balik tragedi ini. Kami adalah Rusia dan kami memerangi mereka dalam konteks ‘operasi militer khusus’. Baik untuk diri kami sendiri maupun bagi mereka yang memperjuangkan kebebasan sejati yang sesungguhnya,” ujarnya. 

Baca Juga: Rusia Bakal Perkuat Hubungan dengan Korea Utara di Segala Bidang

Dia menambahkan, “Kunci untuk menyelesaikan konflik ini adalah terciptanya negara Palestina yang berdaulat dan merdeka.” 

Pernyataan Putin menyiratkan bahwa hal ini bukanlah tujuan yang dinyatakan Washington.

Dia juga menyalahkan negara-negara Barat dan Ukraina, atas kejadian di Dagestan. Pada Minggu (29/10/2023) malam, massa berusaha memburu penumpang yang baru saja mendarat di bandara Makhachkala dari Israel.

“Peristiwa di Makhachkala tadi malam diilhami, termasuk melalui jejaring sosial, tidak terkecuali dari wilayah Ukraina, oleh tangan agen intelijen Barat,” kata Putin tanpa menyebutkan bukti apa pun.




TERBARU
Kontan Academy
[ntensive Boothcamp] Business Intelligence with Ms Excel Sales for Non-Sales (Sales for Non-Sales Bukan Orang Sales, Bisa Menjual?)

[X]
×