Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
Sanksi Baru dan Dampak ke Industri Kapal
Dalam langkah terpisah, China juga menjatuhkan sanksi kepada lima anak usaha perusahaan galangan kapal Korea Selatan Hanwha Ocean yang dianggap “mendukung” investigasi AS terhadap praktik perdagangan China.
Hanwha, yang memiliki Philly Shipyard di AS dan mengerjakan proyek perbaikan kapal Angkatan Laut AS, menyatakan akan terus memantau dampak kebijakan tersebut.
Saham Hanwha Ocean langsung anjlok hampir 6% di bursa Seoul setelah pengumuman sanksi tersebut.
Sementara itu, China juga memulai investigasi sendiri terhadap dampak penyelidikan AS terhadap industri pelayaran dan perkapalannya.
Baca Juga: Emas Tembus US$ 4.155 Rabu (15/10) Pagi, Bersiap Sambut Pemangkasan Bunga The Fed
Pelayaran Global Mencari Jalan Keluar
Seorang konsultan perdagangan di Shanghai menilai, kebijakan biaya baru ini tidak akan sepenuhnya melumpuhkan aktivitas perdagangan.
“Apakah kita akan berhenti mengirim barang? Perdagangan dengan AS memang sudah terganggu, tapi perusahaan akan selalu menemukan cara,” ujarnya.
Pemerintah AS juga memberikan pengecualian sementara bagi kapal pengangkut etana dan LPG yang dioperasikan oleh China dengan kontrak jangka panjang, menunda pemberlakuan biaya pelabuhan hingga 10 Desember.
Data Vortexa menunjukkan sekitar 45 kapal LPG raksasa atau sekitar 11% dari total armada global akan terdampak oleh kebijakan China ini.
Sementara itu, Clarksons Research memperkirakan biaya baru tersebut bisa mempengaruhi kapal tanker minyak yang mewakili 15% kapasitas global.
Analis Jefferies, Omar Nokta, menaksir 13% kapal tanker minyak mentah dan 11% kapal peti kemas dunia akan terkena imbas langsung.
Baca Juga: Krisis Rare Earth Dunia: Uni Eropa Cari Sekutu Hadapi China
Dari Perdagangan ke Kebijakan Iklim
Sebagai balasan atas pembatasan ekspor mineral penting oleh China, Trump juga mengancam akan mengenakan tarif tambahan hingga 100% terhadap produk asal China dan memberlakukan kontrol ekspor baru terhadap “seluruh perangkat lunak penting” mulai 1 November.
Tak hanya itu, Washington memperingatkan bahwa negara-negara yang mendukung rencana Organisasi Maritim Internasional (IMO) untuk menekan emisi gas rumah kaca dari kapal laut berisiko dikenakan sanksi atau larangan berlabuh di pelabuhan AS. China secara terbuka mendukung rencana IMO tersebut.
“Senjata perdagangan dan kebijakan lingkungan kini telah menyatu, menjadikan industri pelayaran bukan lagi sekadar sarana perdagangan global, melainkan instrumen politik antarnegara,” tulis Xclusiv.
Saham COSCO sempat naik lebih dari 2% di bursa Shanghai pada Selasa pagi.
Perusahaan itu menyatakan telah menyetujui rencana pembelian kembali saham senilai hingga 1,5 miliar yuan (sekitar US$210 juta) dalam tiga bulan ke depan untuk menjaga nilai perusahaan dan melindungi kepentingan pemegang saham.