kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Saudi Telecom tawarkan US$ 2,39 miliar untuk akuisisi Vodafone Mesir


Rabu, 29 Januari 2020 / 17:03 WIB
Saudi Telecom tawarkan US$ 2,39 miliar untuk akuisisi Vodafone Mesir
ILUSTRASI. Logo vodafone


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Herlina Kartika Dewi

Telecom Egypt, yang memiliki 45% saham di Vodafone Egypt, mengatakan sedang mempertimbangkan segala kondisi. “Semua cara yang mungkin dilakukan untuk menangani investasinya," menurut sebuah pernyataan.

Vodafone mengatakan akan menggunakan hasil dari kesepakatan untuk mengurangi utang yang tengah ditanggung. “Penjualan potensial ini seiring dengan upaya kami untuk menyederhanakan grup menjadi dua wilayah geografis yang berbeda - Eropa dan Afrika sub-Sahara," kata CEO Vodafone, Nick Read dalam sebuah pernyataan.

Vodafone telah berhemat dari pasar di luar Eropa dan Afrika selama dekade terakhir, untuk mengumpulkan uang untuk mengurangi kekhawatiran leverage dan membangun skala di pasar inti seperti Jerman. Vodafone menjual bisnis Selandia Baru tahun lalu, setelah melepas saham di operator A. Verizon Communications Inc. pada 2013 dan operator Asia Softbank Corp dan China Mobile Ltd. pada 2010.

Baca Juga: Vodafone akan spin off bisnis tower untuk tingkatkan aset infrastruktur

Saudi Telecom masih memperoleh bagian besar pendapatan dari Arab Saudi, meskipun ia telah membeli saham di perusahaan telekomunikasi yang beroperasi di Turki, Indonesia, Bahrain, Kuwait dan Malaysia selama dekade terakhir. Jika transaksi ini diselesaikan, perusahaan berharap dapat mempertahankan merek Vodafone.

Asal tahu saja, pada Oktober 2019 lalu, Vodafone group berencana menutup 15% dari 7.700 gerainya di seluruh dunia. Sekitar 5.000 toko Vodafone berada di Eropa, dan sisanya di pasar seperti Asia dan Afrika.

Kepala Eksekutif Vodafone Group Nick Read menyatakan akan meningkatkan beberapa gerai yang tersisa karena pelanggan lebih memilih berbelanja secara online. Hal ini mengubah harapan konsumen akan belanja di dalam toko.

Layanan pelanggan yang ditawarkan oleh Apple dan Amazon telah memukul bisnis ritel offline. Vodafone berharap untuk meningkatkan layanannya lebih cepat darimantan saingan lama seperti BT, Deutsche Telekom, dan Telefonica dengan pemasaran tertarget dan personal, katanya.

"Jika Anda yakin bahwa 40% dari transaksi Anda akan menjadi digital, lalu bagaimana hal itu berdampak mengapa seseorang pergi ke toko. Perjalanan dan tujuan toko berubah," kata Read.

Read mengatakan Vodafone Group akan menggunakan teknologi baru seperti obrolan bertenaga AI untuk membantu pelanggan membeli produk dan layanan hanya dalam tiga klik.
Namun, Vodafone, operator seluler terbesar kedua di dunia, berencana untuk melanjutkan pembukaan toko di Inggris.

Pada bulan September, diumumkan rencana untuk membuka 24 toko waralaba baru di Inggris pada 2019. Juga ada kemungkinan membuka 50 toko lagi pada tahun 2020 bersamaan dengan layanan online baru.

Meskipun Inggris adalah pasar rumah Vodafone, Inggris tidak berada dalam garda depan rencana Read untuk menciptakan perusahaan "gigabit" yang berpusat pada mobile 5G, kabel ultrafast dan broadband fiber, dan platform TV berbayar Eropa yang kedua setelah Comcast's Sky dalam jumlah pelanggan.

Jerman akan menjadi mesin pertumbuhan, kata Read, didorong oleh akuisisi Unitymedia, jaringan kabel terbesar dalam kesepakatan US$ 22 miliar untuk membeli aset Liberty Global yang selesai pada Juli.

"Saya pasti berpikir (Jerman) jantung perusahaan, karena itu 40% dari arus kas. Sekarang kami memiliki posisi aset yang fantastis di pasar itu,” tambah Read.

Dia mengatakan pada tahun finansial 2022, jaringan broadband Jerman Vodafone, yang terdiri dari kabel dan serat, akan mencakup 25 juta tempat dibandingkan 8 juta untuk penyedia serat lainnya.

"Kami memiliki keunggulan struktural yang tidak dapat ditutup dalam cakrawala waktu singkat, itulah sebabnya kami benar-benar ingin mendorong penetrasi," katanya.

Unit media terintegrasi lebih cepat dari akuisisi sebelumnya, katanya, dengan eksekusi yang lebih baik, meskipun ukurannya jauh lebih besar.

"Kami merasa sangat percaya diri pada biaya, capex, dan sinergi pendapatan," katanya.

Vodafone bertujuan untuk memotong biaya sebesar 1,2 miliar pound pada tahun keuangan 2021-nya.




TERBARU

[X]
×