Sumber: Indian Express | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nepal mencatat sejarah baru pada Jumat (12 September 2025) dengan penunjukan Sushila S Karki sebagai Perdana Menteri interim.
Mantan Ketua Mahkamah Agung berusia 73 tahun itu menjadi perempuan pertama yang menduduki jabatan tersebut, setelah pemerintahan KP Sharma Oli tumbang akibat gelombang protes besar-besaran yang dipimpin anak muda.
Pemilu dijadwalkan akan digelar pada 5 Maret 2026 untuk menentukan pemerintahan baru secara definitif.
Latar Belakang: Protes Gen Z dan Tumbangnya Oli
Krisis politik Nepal dipicu oleh protes generasi muda (Gen Z) yang awalnya hanya berupa kritik di media sosial terhadap gaya hidup “nepo kids” atau anak pejabat dan elit politik. Situasi memanas ketika Perdana Menteri Oli mengumumkan larangan terhadap aplikasi media sosial yang tidak mematuhi aturan pemerintah.
Baca Juga: Evakuasi WNI di Nepal, Sebanyak 78 akan Dipulangkan
Demonstrasi berubah menjadi aksi kekerasan, dengan bentrokan antara massa dan aparat keamanan. Menurut Reuters, sedikitnya 51 orang tewas dan 1.300 orang luka-luka akibat bentrokan, yang juga melibatkan pembakaran gedung parlemen, rumah politisi, hingga kantor pemerintah.
Discord Jadi “Parlemen Virtual” Nepal
Yang membuat peristiwa ini unik, adalah cara publik memilih figur interim PM. Discord, aplikasi perpesanan yang populer di kalangan gamer, mendadak berfungsi layaknya parlemen virtual.
Sebuah server Discord dengan lebih dari 100.000 anggota menjadi pusat deliberasi, bahkan disiarkan di televisi nasional Nepal. Setelah Oli mundur pada 9 September, masyarakat berbondong-bondong berdiskusi di sana untuk menentukan sosok pengganti sementara.
Sid Ghimiri, kreator konten berusia 23 tahun dari Kathmandu, mengatakan kepada The New York Times:
“Parlemen Nepal saat ini ada di Discord.”
Server tersebut dikelola oleh Hami Nepal, sebuah LSM yang sebelumnya aktif dalam misi bantuan bencana.
Bagaimana Discord Digunakan untuk “Pemilu Mini”
Moderator server menjelaskan bahwa pemilihan ini dimaksudkan hanya sebagai simulasi mini-pemilu untuk mencari nama yang bisa diterima rakyat sekaligus mendapat restu militer. Pasalnya, tanpa pemerintahan resmi, tentara memegang kendali de facto atas stabilitas negara.
Dalam empat hari, server tersebut berkembang hingga 145.000 anggota, meski sering diganggu troll dan pengguna non-Nepal. Sejumlah nama sempat mencuat, termasuk pemain kriket Sagar Dhakal dan mantan pejabat listrik Kul Man Ghising.
Baca Juga: Protes Gen Z Nepal Sasar Elit Politik hingga Hotel Mewah
Akhirnya, Sushila Karki memperoleh suara terbanyak dalam jajak pendapat informal di server, lalu namanya diajukan dalam pertemuan dengan pihak militer.
Pada Kamis (11 September), Karki memperoleh persetujuan Presiden Ram Chandra Poudel serta dukungan Kepala Staf Angkatan Darat, Jenderal Ashok Raj Sigdel. Sehari kemudian, ia resmi dilantik sebagai Perdana Menteri interim.
Discord: Dari Platform Gaming ke Arena Politik
Discord, yang didirikan pada 2015 oleh Jason Citron dan Stanislav Vishnevskiy, awalnya dirancang sebagai platform komunikasi untuk para gamer. Namun, fitur-fiturnya seperti servers, text channels, voice channels, screen sharing, hingga role moderasi membuatnya berkembang menjadi ruang komunitas sosial lintas minat.
Pada Mei 2024, Discord tercatat memiliki lebih dari 200 juta pengguna aktif bulanan, dengan mayoritas berasal dari kalangan gamer. Namun, kasus Nepal menunjukkan bagaimana platform ini kini juga bisa memainkan peran politik nyata di tengah krisis demokrasi.