Reporter: Dyah Megasari, Bloomberg |
NEW YORK. Pemangkasan peringkat Italia oleh Standard & Poor's dari A+ menjadi A diperkirakan akan memberikan efek domino. Pasar kembali diserang kepanikan karena khawatir krisis akan semakin menyebar.
Analis memperkirakan, perbankan menjadi sektor pertama yang terkena efek domino. Kecemasan ini cukup beralasan, sebab obligasi milik pemerintah sebagian besar dimiliki oleh industri perbankan. "Investor sangat ketakutan akan fakta ini," ungkap George Feiger, chief executive officer Contango Capital Advisors Inc. Jika negara-negara di Uni Eropa dinyatakan bangkrut, maka perbankan yang paling pertama terimbas. "Pada akhirnya bisa memicu resesi jika sistem perbankan tidak berfungsi," ujar Feiger.
Di futures berjangka Amerika Serikat (AS) indeks berjangka S&P 500 minus 0,6% menjadi 1.191,10. "Downgrade Italia dikhawatirkan memberikan efek domino," tutur Richard Sichel, chief investment officer Philadelphia Trust Co. Atas keputusan S&P ini, investor kembali panik. "Ini jelas bukan waktu yang baik untuk bertransaksi, apalagi tidak ada berita yang positif di pasar saham," lanjutnya.
Italia menambah daftar negara di kawasan Uni Eropa yang peringkat kreditnya terus digunting. Sebelumnya, Spanyol, Irlandia, Portugal, Siprus dan Yunani merupakan negara yang dipangkas peringkat utangnya tahun ini.
Perdana Menteri Italia, Silvio Berlusconi bulan ini meloloskan paket penghematan senilai 54 miliar euro atau setara dengan US$ 73 miliar. Keputusan ini merupakan upaya Italia meyakinkan European Central Bank (ECB) dan International Monetary Fund (IMF) agar diberi dana talangan. Rupanya upaya penghematan yang akan dilakukan hingga 2013 tidak mempengaruhi keputusan S&P.