Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - HONG KONG. Hong Kong bersiap untuk menghadapi bentrokan lebih lanjut pada Rabu (13/11) seiring para demonstran anti-pemerintah berencana untuk melumpuhkan sebagian wilayah pusat keuangan Asia untuk hari ketiga. Seiring dengan aksi kekerasan yang terus meningkat, transportasi, sekolah dan banyak bisnis ditutup di negara kota ini.
Para pengunjuk rasa dan polisi bertempur sepanjang malam di kampus-kampus dan lokasi lainnya selang beberapa jam setelah Inspektur Senior polisi Kwong Wing-cheung mengatakan Hong Kong telah ditekan ke "jurang kehancuran total".
Melansir Reuters, polisi menembakkan gas air mata kepada para demonstran semalam. Sementara, beberapa aktivis membakar sebuah kendaraan, melemparkan bom molotov ke kantor polisi dan kereta metro, serta mendobrak masuk ke pusat perbelanjaan besar.
Ratusan penumpang terlihat mengantre di stasiun metro di seluruh kota pada hari Rabu pagi setelah beberapa layanan kereta api dihentikan dan jalanan ditutup.
Baca Juga: Hong Kong memanas lagi, polisi tembakkan gas air mata ke arah kampus
Polisi anti huru-hara dikerahkan ke stasiun-stasiun, sementara para pengunjuk rasa membuat penghalang jalan dan barikade di jalan-jalan utama.
Para pengunjuk rasa marah terkait kebrutalan polisi dalam menangani aksi demonstrasi. Mereka juga ingin agar Beijing tidak campur tangan dalam kebebasan yang dijamin di bawah formula "satu negara, dua sistem" yang diterapkan ketika negara bekas koloni Inggris itu kembali ke pemerintahan China pada tahun 1997.
China membantah ikut campur dan telah menyalahkan negara-negara Barat, termasuk Inggris dan Amerika Serikat, karena menimbulkan masalah.
Baca Juga: Pemimpin Hong Kong: Pemerintah menyerah pada tekanan, itu tidak akan terjadi!
Para pengunjuk rasa merencanakan aksi demonstrasi yang lebih besar lagi pada hari ini di sejumlah daerah termasuk distrik pusat bisnis, rumah bagi beberapa real estat dan toko-toko mewah termahal di dunia, melintasi semenanjung Kowloon dan di New Territories yang terpencil.
"Kami hanya ingin memengaruhi ekonomi Hong Kong agar pemerintah tahu bahwa kami serius dengan tuntutan kami," kata seorang mahasiswa berusia 21 tahun bernama Lee, yang menghabiskan malam itu membuat bom molotov di City University.
Baca Juga: Hong Kong Membara, IHSG Hari Ini Parkir Di Zona Merah
"Setiap hari, di mana-mana, orang-orang terluka," tambahnya.
Ratusan pengunjuk rasa bertopeng, mayoritas dari mereka merupakan mahasiswa, melemparkan batu dan batu bata selama aksi protes kemarin.
Sempat terjadi kekacauan sepanjang malam kemarin di mana ada bunyi ledakan, gumpalan asap, teriakan dan tembakan yang berkelanjutan di sejumlah wilayah Hong Kong. Otoritas Rumah Sakit Hong Kong mengatakan 81 orang telah terluka sejak Senin, dan dua orang dalam kondisi kritis. Yang termuda berusia 10 bulan. Akan tetapi, penyebab cedera pada bayi tersebut tidak diketahui.
Baca Juga: Gara-gara demo, ajang penghargaan K-pop batal digelar di Hong Kong
Banyak sekolah dan universitas membatalkan kelas pada hari Rabu karena masalah keamanan setelah Kementerian Pendidikan mengumumkan bahwa orang tua dapat memutuskan apakah mereka akan mengirim anak-anak mereka ke sekolah dan mendesak mereka untuk tidak berpartisipasi dalam "kegiatan yang melanggar hukum".
Pada Selasa kemarin, Pemimpin Hong Kong Carrie Lam mengatakan, aksi pengunjuk rasa yang berusaha melumpuhkan kota Hong Kong merupakan tindakan yang "sangat egois".