kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Semakin tegang, 150.000 pasukan Rusia berjaga di perbatasan Ukraina


Selasa, 20 April 2021 / 10:12 WIB
Semakin tegang, 150.000 pasukan Rusia berjaga di perbatasan Ukraina
ILUSTRASI. Pasukan penjaga perdamaian Rusia di wilayah Nagorno-Karabakh, 10 November 2020.


Sumber: Euronews | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo

KONTAN.CO.ID - BRUSSEL. Pengerahan pasukan Rusia tahun ini disebut jadi yang terbanyak sejak tahun 2014 saat Rusia menginvasi Krimea. Kepala urusan luar negeri Uni Eropa melaporkan ada 150.000 pasukan Rusia telah bersiap di perbatasan.

Berbicara dalam konferensi pers, Josep Borell mengatakan bahwa Rusia telah mengerahkan semua jenis perlengkapan di perbatasan, termasuk layanan kesehatan dan urusan peperangan.

Untuk saat ini Borell tidak bisa merinci dengan pasti jumlah pasukan yang ada di perbatasan, namun ia menyebut bahwa angka 150.000 adalah jumlah yang masuk akal.

"Ini adalah penyebaran pasukan tertinggi yang dilakukan militer Rusia di perbatasan Ukraina yang pernah ada. Jelas, ini adalah masalah yang memprihatinkan. Saat Anda mengerahkan banyak pasukan, percikan api bisa melompat ke sana-sini," ungkap Borell, seperti dikutip Euronews.

Baca Juga: Dua kapal perang Inggris dikabarkan akan bertolak ke Laut Hitam pada bulan Mei

Hubungan antara Rusia dan Ukraina semakin memburuk setelah Rusia mengusir seorang diplomat Ukraina yang dituduh menerima informasi rahasia.

Sebagai balasan, Ukraina juga mengusir seorang diplomat Rusia. Aktivitas saling usir ini juga terjadi bersamaan dengan penambahan jumlah pasukan Rusia di perbatasan timur Ukraina.

Menteri Pertahanan Rusia, Sergei Shoigu, mengklaim peningkatan militer adalah tanggapan atas adanya ancaman dari NATO. Pekan lalu Shoigu mengatakan bahwa penempatan pasukan di wilayah tersebut dalah bagian dari latihan selama dua minggu.

DI sisi lain, Kepala NATO, Jens Stoltenberg, secara tegas menggambarkan pengerahan itu sebagai tindakan yang tidak dapat dibenarkan dan sangat mengkhawatirkan.

Penambahan pasukan juga terjadi di laut

Pada hari Sabtu (17/4), dua kapal pendarat kelas Ropucha Rusia dari Armada Utara Rusia, yang mampu membawa tank dan mengirimkan baju besi dan pasukan selama serangan pantai, melakukan transit di Bosphorus.

Bala bantuan angkatan laut Rusia dalam bentuk dua kapal pendarat lagi, kali ini dari Armada Baltik Rusia, diperkirakan akan segera transit di Bosphorus.

Baca Juga: Rusia tambah kapal perang di Laut Hitam, hubungan dengan Ukraina makin panas!



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×