Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - Pada Senin (23/9/2024), Kepala Staf Gabungan Korea Selatan mengatakan Seoul mungkin akan merespons secara militer terhadap korban yang disebabkan oleh peluncuran apa yang disebut "balon sampah" oleh Korea Utara yang melintasi perbatasan Bersama.
Hal tersebut dilaporkan oleh kantor berita pemerintah Yonhap seperti yang dikutip oleh ABC News.
"Provokasi zona abu-abu Korea Utara terus berlanjut dan menyebabkan ketidaknyamanan dan kecemasan bagi publik, jadi kami telah merangkum posisi militer hingga saat ini dan menyampaikan pesan," kata Lee Sung-joon, juru bicara Kepala Staf Gabungan Korea Selatan.
Dia menambahkan, hal ini adalah tindakan memalukan dan remeh di tingkat internasional yang menimbulkan ketidaknyamanan dan kecemasan di antara rakyat Korea Selatan dan merupakan tindakan tingkat rendah yang dimaksudkan untuk memicu konflik.
Lee menegaskan, meskipun sejauh ini "tidak ada masalah" yang memerlukan respons militer, Seoul akan mempertimbangkan respons militer jika ada korban langsung yang disebabkan oleh balon Korea Utara.
"Jika balon sampah Korea Utara dinilai menimbulkan ancaman serius terhadap keselamatan warga negara kami atau telah melewati batas, militer akan mengambil tindakan militer yang tegas," lanjutnya.
Baca Juga: Lagi, Korea Utara Tembakkan Rudal Balistik Jarak Pendek
Lee melanjutkan, Korea Utara sudah meluncurkan total 5.500 balon sampah ke Korea Selatan pada 22 kesempatan dari 28 Mei hingga 23 September.
Sekitar 120 di antaranya diluncurkan pada hari Minggu dan Senin, kata Kepala Staf Gabungan.
"Beberapa pihak menuntut tanggapan fisik dari militer, seperti menembak jatuh balon-balon itu di udara," Kepala Staf Gabungan melanjutkan, menurut Yonhap.
"Namun, jika bahan-bahan berbahaya yang tidak terduga tersebar karena menembak jatuh balon-balon itu di udara, itu dapat menimbulkan masalah yang lebih besar bagi keselamatan warga negara kita," lanjutnya.
Yonhap juga melaporkan, upaya lepas landas dan pendaratan pesawat di Bandara Internasional Incheon -- bandara utama di ibu kota Seoul -- ditangguhkan dua kali selama dini hari Senin karena balon-balon Korea Utara.
Baca Juga: Tentara Korea Utara Membelot ke Korea Selatan, Menyeberangi Zona Demiliterisasi
Beberapa kebakaran juga telah dilaporkan di wilayah metropolitan yang diyakini disebabkan oleh "pengatur waktu panas" yang dipasang pada balon-balon itu.
Barang-barang limbah rumah tangga seperti kertas, vinil, dan botol plastik termasuk di antara sampah yang dimasukkan ke dalam balon.
Sejauh ini, tidak ada bahan berbahaya yang teridentifikasi. Beberapa balon sampah membawa kotoran ternak.
Seoul memperkirakan bahwa Korea Utara menghabiskan 550 juta won -- sekitar US$ 411.600 -- untuk memproduksi balon-balon itu hingga saat ini.
Kelompok masyarakat sipil Korea Selatan juga mengirim balon ke wilayah Korea Utara, sering kali membawa beras, obat-obatan penting, dan selebaran yang mengkritik rezim di Pyongyang.
Baca Juga: Langka Terjadi, Korea Selatan Siap Memberikan Bantuan Banjir kepada Korea Utara
Korea Utara telah berulang kali memprotes tindakan tersebut dan mengancam akan memberikan tanggapan.