kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45925,20   -6,16   -0.66%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sempat tersenggol krisis finansial global 2008 (3)


Jumat, 13 Juli 2018 / 16:16 WIB
Sempat tersenggol krisis finansial global 2008 (3)
ILUSTRASI. FENOMENA - Kishore Biyani


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Tri Adi

Bahtera bisnis Biyani tak selamanya berlayar mulus. Riak kecil mulai mengusik bisnis Biyani ketika ia terjun ke bisnis kreatif. Biyani sempat menggarap film Bollywood Na Tum Jaano Na Hum pada tahun 2002 silam dan Chura Liya Hai Tumne pada tahun 2003. Kedua film inilah yang menjadi mula kemunduran bisnis Biyani.

Hal ini diperparah dengan kondisi perekonomian India yang kala itu sedang melambat akibat krisis finansial global. Ekspansi yang sembrono mengakibatkan Future Group dililit utang.

Tidak seperti mata rantai ritel India lain yang menggunakan sejumlah kecil pinjaman jangka pendek dan membiayai pertumbuhan melalui kas. Dia malah bergantung pada pinjaman jangka pendek untuk ekspansi. Sehingga kala itu Pantaloons Retail memiliki rasio utang terhadap ekuitas sebesar 3: 1.

Dia juga melakukan diversifikasi ke banyak area ritel, termasuk penjualan buku dan salon. Krisis yang terjadi kemudian membuat lubang besar di portofolio Future Group. Penjualan jatuh, bankir menagih hutang, dan sumber modal asing pun keluar. Kishore sampai harus melakukan penundaan ekspansi 30 gerai Pantaloons yang baru. Bahkan, dia terpaksa harus memangkas ukuran berbagai toko ritel yang sudah beroperasi untuk efisiensi.

Kishore putar otak terhadap krisis yang dihadapi dengan berbagai langkah. Ia mengurangi jumlah staf manajemen secara signifikan dan restrukturisasi kepentingan perusahaan. Dia menunjuk sepupunya, Rakesh Biyani yang berpengalaman untuk mengambilalih tanggungjawabnya untuk bisnis ritel. Rakesh juga bertanggung jawab untuk menyelesaikan masalah dengan rantai pasokan yang buruk dan logistik distribusi internal yang dihasilkan dari ekspansi yang cepat.

Dia juga mengulur pembayaran utang sebisa mungkin dengan mengubahnya menjadi pinjaman yang jatuh tempo dalam waktu tiga hingga lima tahun lebih lama. Selain itu, ia mengurangi diversifikasi dan hanya fokus pada empat format ritel mode, makanan, rumah, dan barang dagangan umum. Sebelumnya Ia menggarap lebih dari 22 sektor ritel.

Bahkan untuk menyelamatkan perusahaannya, Kishore harus menjual sebesar 50,1% saham Pantaloons kepada Aditya Birla Nuovo Ltd pada tahun Mei 2012. Berkat upaya ini, kinerja keuangannya bisa semakin efisien. Perlahan, Biyani bisa lepas dari lilitan utang.

(Bersambung)




TERBARU

[X]
×