Sumber: Al Jazeera | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Polemik Subsidi Kesehatan
Penutupan pemerintahan ini bermula pada 1 Oktober, ketika Senat gagal mencapai kesepakatan soal prioritas anggaran. Sejak saat itu, Partai Demokrat telah 14 kali menolak untuk membuka kembali pemerintahan, dengan tuntutan agar subsidi pajak untuk premi asuransi kesehatan di bawah Affordable Care Act (ACA) diperpanjang.
Subsidi yang diberlakukan sejak 2021 itu telah membantu melipatgandakan jumlah peserta ACA menjadi 24 juta orang.
Demokrat mendorong perpanjangan subsidi selama satu tahun, tetapi Partai Republik bersikeras isu itu hanya akan dibahas setelah pendanaan pemerintahan dipulihkan.
Menjelang pemungutan suara pada Minggu, sejumlah senator Demokrat seperti Jeanne Shaheen, Maggie Hassan, Angus King, dan Tim Kaine menyatakan dukungan terhadap kesepakatan tersebut.
“Kesepakatan ini menjamin akan ada pemungutan suara untuk memperpanjang subsidi premi ACA, sesuatu yang sebelumnya Partai Republik enggan lakukan,” ujar Kaine, senator dari Virginia—negara bagian dengan jutaan pegawai federal.
Ia menambahkan, rancangan undang-undang tersebut “akan melindungi pegawai federal dari pemecatan sewenang-wenang, memulihkan mereka yang telah diberhentikan tanpa dasar selama penutupan, serta memastikan mereka menerima pembayaran kembali sesuai hukum.”
Namun, sebagian besar senator Demokrat menolak kesepakatan itu, termasuk pemimpin mayoritas Senat Chuck Schumer. Ia menilai kesepakatan tersebut hanya menjanjikan pemungutan suara untuk memperpanjang subsidi, bukan perpanjangan langsung.
“Saya tidak bisa mendukung rancangan ini karena gagal menangani krisis kesehatan yang sedang kita hadapi,” kata Schumer di hadapan Senat. “Pertarungan ini akan dan harus terus berlanjut.”
Proses pengesahan akhir rancangan undang-undang bisa memakan waktu beberapa hari jika Demokrat mengajukan keberatan. Senator independen Bernie Sanders dari Vermont menyebut kompromi ini sebagai “kesalahan besar.”
Tonton: CEO DBS Bank: Waspada, Gelembung Saham AS Bakal Pecah!
Di Dewan Perwakilan, sejumlah anggota Demokrat progresif juga menolak kesepakatan ini. Anggota DPR Texas Greg Casar, Ketua Congressional Progressive Caucus, menyebut kesepakatan yang tidak menurunkan biaya kesehatan sebagai “pengkhianatan terhadap jutaan warga Amerika.”
“Menerima janji samar dari Partai Republik bukan kompromi—itu bentuk menyerah,” tulis Casar di platform X. “Jutaan keluarga akan menanggung akibatnya.”
Sementara itu, Trump kembali mendorong penghapusan subsidi ACA dengan menggantinya menjadi pembayaran langsung kepada individu.
Dalam unggahan di platform Truth Social, Trump menyebut subsidi ACA sebagai “keuntungan besar bagi perusahaan asuransi dan bencana bagi rakyat Amerika,” sambil mendesak agar dana tersebut dikirim langsung kepada warga agar mereka bisa membeli asuransi sendiri.
“Saya siap bekerja sama dengan kedua partai untuk menyelesaikan masalah ini setelah pemerintahan dibuka kembali,” tulis Trump.
Namun, Senator Adam Schiff dari Partai Demokrat California menilai usulan Trump justru bertujuan melemahkan ACA dan memberi wewenang lebih besar kepada perusahaan asuransi untuk menolak warga dengan kondisi kesehatan tertentu.
“Jadi, perusahaan asuransi yang dia kritik di media sosial justru akan mendapat kekuatan lebih untuk membatalkan polis dan menolak perlindungan bagi orang dengan penyakit bawaan,” kata Schiff dalam acara This Week di ABC.
Kesimpulan:
Senat AS akhirnya mencapai terobosan penting untuk mengakhiri penutupan pemerintahan terlama sepanjang sejarah, tetapi kompromi ini belum sepenuhnya mengakhiri ketegangan politik di Washington. Perdebatan mengenai subsidi kesehatan tetap menjadi titik panas yang bisa kembali mengguncang stabilitas politik dan ekonomi AS dalam waktu dekat.













