Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - LUHANSK. Serangan artileri Ukraina pada Senin (25/3) menewaskan enam orang, termasuk tiga wartawan, di wilayah Luhansk, Ukraina timur. Hal ini disampaikan oleh Leonid Pasechnik, gubernur Luhansk yang ditunjuk oleh Rusia.
Media yang bersangkutan telah mengonfirmasi kematian wartawan mereka dalam serangan tersebut. Pejabat Rusia lainnya menuduh bahwa para jurnalis menjadi sasaran langsung militer Ukraina. Hingga kini, belum ada tanggapan resmi dari pihak Ukraina.
Menurut Pasechnik, salah satu korban adalah Alexander Fedorchak, wartawan dari media Rusia Izvestia. Dua korban lainnya adalah Andrei Panov, operator kamera, dan Alexander Sirkeli, pengemudi yang bekerja untuk saluran televisi pemerintah Rusia, Zvezda.
Baca Juga: Tantangan Baru Ukraina Saat Perang dengan Rusia: Tentara Bunuh Diri Korea Utara
Saluran Zvezda melaporkan bahwa korespondennya, Nikita Goldin, mengalami luka parah dalam serangan tersebut, yang diklaim sebagai serangan terhadap kendaraan sipil.
Sementara itu, Alexander Miroshnik, pejabat Kementerian Luar Negeri Rusia, menyatakan ada indikasi bahwa serangan tersebut direncanakan dan ditargetkan langsung terhadap para jurnalis.
"Semakin banyak bukti yang menunjukkan bahwa serangan ini merupakan aksi teror yang sengaja menyasar jurnalis dan orang-orang di sekitar mereka," tulis Miroshnik di Telegram.
Beberapa kantor berita Rusia mengutip sumber keamanan yang menyebutkan bahwa serangan itu dilakukan menggunakan rudal HIMARS yang dipasok oleh Amerika Serikat kepada Ukraina.
Baca Juga: Ukraina Bunuh Jenderal Top Rusia yang Dituduh Gunakan Senjata Kimia di Moskow
Sebelumnya, Izvestia melaporkan bahwa Fedorchak telah bertugas di wilayah Kupiansk, Kharkiv, sebelum menuju Luhansk. Pada Januari lalu, seorang reporter lepas yang bekerja untuk Izvestia juga tewas dalam konflik di Ukraina.
Menurut data Komite Perlindungan Jurnalis, setidaknya 15 wartawan telah tewas sejak Rusia melancarkan invasi besar-besaran ke Ukraina pada Februari 2022.
Hampir seluruh wilayah Luhansk kini berada di bawah kendali Rusia, setelah lebih dari tiga tahun perang antara Moskow dan Kyiv. Pasukan Rusia terus berupaya menguasai wilayah timur Ukraina, terutama di Donbas, yang mencakup Luhansk dan Donetsk.
Kedua wilayah ini, bersama Zaporizhzhia dan Kherson, telah dianeksasi dan diklaim sebagai bagian dari Rusia.