Sumber: Reuters | Editor: Syamsul Azhar
KONTAN.CO.ID - JERUSALEM/GAZA. Kelompok Pejuang Palestina, Hamas, membuat serangan mengejutkan ke wilayah yang dikuasai Israel pada hari Sabtu (7/10). Serangan Pejuang Hamas ini terbesar dalam beberapa dekade, dan merupakan serangan mendadak yang diikuti dengan aksi penembakan yang melintasi desa-desa yang dikuasai pendudukan Israel. Aksi serangan ini menewaskan puluhan orang dan membawa sandera warga Israel lalu kembali ke Jalur Gaza.
Israel merespons serangan pejuang Hamas dengan serangan udara massif ke dalam enklaf pesisir, menewaskan puluhan orang dan melukai ratusan orang serta berjanji akan balasan yang belum pernah terjadi sebelumnya.
"Musuh kita akan membayar harga yang belum pernah mereka ketahui sebelumnya," kata Perdana Menteri Benjamin Netanyahu. "Kita berada dalam perang dan kita akan menang."
Pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh, mengatakan serangan yang dimulai di Gaza akan menyebar ke Tepi Barat dan Yerusalem.
Baca Juga: Hamas Launches Surprise Attack as Gunmen Enter Israel
"Ini adalah pagi kekalahan dan penghinaan bagi musuh kita, tentaranya, dan para pemukimnya," katanya. "Apa yang terjadi mengungkapkan besarnya persiapan kami. Apa yang terjadi hari ini mengungkapkan kelemahan musuh."
Di selatan Israel, dekat Gaza, jasad warga sipil Israel tergeletak di sebuah jalan raya di Sderot, dikelilingi oleh pecahan kaca. Seorang wanita dan seorang pria tergeletak mati di kursi depan mobil. Kendaraan militer melintasi jasad seorang wanita dan seorang pria yang terluka di belakang mobil lain.
N12 News Israel melaporkan bahwa setidaknya 100 warga Israel tewas dalam serangan yang dilakukan oleh pejuang Hamas. Sementara pasukan keamanan Israel mengklam ada 21 adegan pertempuran dengan penyusup, dan angkatan lautnya telah menewaskan puluhan warga Palestina yang mencoba menyusup melalui laut.
Di Gaza, asap hitam dan nyala oranye memuncak ke langit menjelang petang dari sebuah menara pencakar langit yang terkena serangan balasan Israel. Kerumunan pendukung membawa jenazah pejuang Hamas yang baru tewas melalui jalan-jalan, dibungkus dalam bendera Hamas hijau.
Pejabat kesehatan Gaza mengatakan setidaknya 198 warga Palestina meninggal dunia akibat serangan balasan Israel dan lebih dari 1.600 lainnya terluka, dilarikan ke rumah sakit yang penuh sesak dengan kekurangan persediaan dan peralatan medis.
Baca Juga: Pertempuran Israel-Palestina Semakin Intensif di Tengah Upaya Gencatan Senjata
'HARI PERANG TERBESAR'
Wakil kepala Hamas, Saleh al-Arouri, mengatakan kepada Al Jazeera bahwa kelompoknya memegang sejumlah besar tawanan Israel, termasuk pejabat senior. Ia mengatakan Hamas memiliki cukup tawanan untuk memaksa Israel melepaskan semua tahanan Palestina di penjaranya.
Militer Israel mengonfirmasi bahwa warga Israel ditahan di Gaza dan prajurit serta perwira telah tewas. Juru bicara militer mengatakan Israel dapat memobilisasi ratusan ribu tentara cadangan dan juga siap untuk perang di front utara melawan kelompok Hezbollah Lebanon.
Hamas, yang mengadvokasi penghancuran Israel, mengatakan serangan ini dipicu oleh serangan Israel yang eskalatif terhadap Palestina di Tepi Barat, Yerusalem, dan terhadap warga Palestina di penjara Israel.
"Ini adalah hari pertempuran terbesar untuk mengakhiri pendudukan terakhir di bumi," kata komandan militer Hamas, Mohammad Deif, mengumumkan awal operasi dalam siaran media Hamas dan mengajak semua warga Palestina untuk berperang.
Baca Juga: Serangan Israel di Gaza Tewaskan 12 orang, Termasuk 3 Komandan Jihad Islam
Hamas, yang menguasai Gaza sejak tahun 2007, sejak itu telah melakukan empat perang melawan Israel. Tetapi adegan kekerasan di dalam Israel sendiri tidak seperti apa yang pernah terjadi sejak bom bunuh diri dalam pemberontakan Intifada Palestina dua dekade lalu.
Serangan ini sebagai kejutan bagi keamanan Israel menjadikannya salah satu kegagalan intelijen terburuk dalam sejarah negara ini, sebuah kejutan dalam sebuah bangsa yang bangga dengan infiltrasi intensif dan pemantauan kelompok militan.
'TOLONG KIRIM BANTUAN'
Berbicara kepada Israel N12 News melalui telepon dari Nir Oz, sebuah kibbutz dekat Gaza, seorang wanita yang diidentifikasi sebagai Dorin mengatakan para pejuang Hamas telah menyusup ke rumahnya dan mencoba membuka tempat perlindungan dari bom, atau tempat dia bersembunyi.
"Mereka datang lagi, tolong kirim bantuan," kata dia. "Ada banyak rumah yang rusak... Suami saya menahan pintu... Mereka menembaki kami."
Baca Juga: PM Israel Melarang Umat Yahudi Berkunjung ke Al-Aqsa 10 Hari Terakhir Ramadan
Di Gaza, strip sempit tempat 2,3 juta warga Palestina tinggal di bawah blokade dan pendudukan Israel selama 16 tahun, penduduk berbondong-bondong membeli persediaan dalam antisipasi perang yang akan berlangsung beberapa hari ke depan. Beberapa mengungsikan diri dari rumah mereka dan menuju tempat perlindungan.
Puluhan warga Palestina tewas dan ratusan terluka dalam bentrokan di perbatasan dengan Israel, di mana pejuang merebut titik perlintasan dan meruntuhkan pagar. Beberapa yang tewas adalah warga sipil, di antara kerumunan yang mencoba menyeberang ke Israel melalui gerbang yang rusak.
"Kami takut," kata wanita Palestina, Amal Abu Daqqa, kepada Reuters saat dia meninggalkan rumahnya di Khan Younis.
BIDEN MENAWARKAN DUKUNGAN KEPADA NETANYAHU
Negara-negara Barat, dipimpin oleh Amerika Serikat, mengutuk serangan yang dilakukan Pejuang Palestina dan berjanji mendukung sekutu mereka, Israel.
Baca Juga: Pasukan Israel Menyerbu Kamp Pengungsi Palestina, 6 Orang Tewas
"Saya sudah menyampaikan kepada Perdana Menteri Netanyahu bahwa kita siap untuk menawarkan semua cara yang sesuai untuk mendukung Pemerintah dan rakyat Israel," kata Presiden Amerika Serikat Joe Biden dalam pernyataan setelah keduanya berbicara melalui panggilan telepon.
"Israel memiliki hak untuk membela diri dan rakyatnya. Amerika Serikat memperingatkan agar pihak lain yang bermusuhan dengan Israel tidak mencari keuntungan dalam situasi ini," tambah Biden.
Di seluruh Timur Tengah, terjadi demonstrasi yang mendukung perjuangan Hamas dan rakyat Palestina, dengan bendera Israel dan AS dibakar dan para peserta berayun bendera Palestina di Irak, Lebanon, Suriah, dan Yaman.
Serangan pejuang Hamas terhadap Israel diapresiasi secara terbuka oleh Iran dan oleh Hezbollah, sekutu Lebanon Iran.
Utusan perdamaian PBB untuk Timur Tengah, Tor Wennesland, ikut mengutuk serangan pejuang Hamas terhadap Israel, dengan memperingatkan dalam pernyataan: "Ini adalah jurang yang berbahaya, dan saya meminta semua pihak untuk mundur dari tepi jurang."
Baca Juga: Israel dan Militan Palestina Umumkan Gencatan Senjata di Jalur Gaza
Media Hamas menampilkan video yang mereka klaim adalah jenazah tentara Israel yang dibawa ke Gaza oleh pejuang, serta pejuang Palestina yang berada di dalam rumah-rumah Israel dan berkendara melalui sebuah kota Israel menggunakan jeep.
KONFLIK DI TENGAH ESKALASI KEKERASAN
Eskalasi ini terjadi di tengah lonjakan kekerasan antara Israel dan pejuang Palestina di Tepi Barat yang diduduki Israel, di mana otoritas Palestina melakukan otonomi terbatas yang ditentang oleh Hamas yang ingin menghancurkan Israel.
Israel sendiri tengah mengalami gejolak politik internal, dengan pemerintahan yang paling sayap kanan dalam sejarahnya berusaha untuk mengubah sistem peradilan.
Sementara itu, Washington telah berusaha mencapai kesepakatan yang akan normalisasi hubungan antara Israel dan Arab Saudi, yang dianggap oleh Israel sebagai hadiah terbesar dalam upaya mereka selama puluhan tahun untuk diakui oleh tetangga Arab mereka.
Palestina khawatir bahwa kesepakatan angara Arab Saudi dan Amerika Serikat untuk mendukung Israel akan bisa mengorbankan impian warga Palestina untuk menatap masa depan mereka untuk mendirikan negara yang merdeka.
Kementerian Luar Negeri Arab Saudi meminta "penghentian segera kekerasan antara Israel dan Palestina," seperti yang dilaporkan oleh agensi berita negara.