Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli
Banyak dari mereka tewas atau ditangkap, termasuk dua wajib militer muda yang kisahnya telah dikonfirmasi oleh keluarga mereka di media sosial.
Kelompok-kelompok sipil di Rusia juga menyuarakan kekhawatiran mengenai tekanan yang dihadapi para wajib militer untuk menandatangani kontrak sebagai prajurit profesional.
Aleksey Tabalov, pendiri kelompok pendukung hukum Shkola Priziyvnika, menyatakan bahwa banyak dari mereka yang dikirim ke Kursk hanya menerima sedikit pelatihan militer dan tidak diperlengkapi untuk bertempur.
Baca Juga: Ukraina Kehabisan Rudal Untuk Menangkis Serangan Rusia
Di sisi lain, Kremlin melalui juru bicaranya, Dmitry Peskov, menyebut laporan tentang wajib militer yang dikirim ke Kursk sebagai "distorsi realitas" dan menolak untuk memberikan komentar lebih lanjut.
Sementara itu, komandan militer di Kursk, Mayor Jenderal Apti Alaudinov, menegaskan bahwa semua prajurit, termasuk wajib militer muda, harus siap bertempur dan tidak boleh dianggap sebagai anak-anak.
Namun, para analis militer berpendapat bahwa prajurit-prajurit ini belum siap menghadapi pasukan Ukraina yang berpengalaman.
Baca Juga: Sumpah Putin: Bakal Temukan Dalang Serangan Gedung Konser Moskow
Dengan situasi yang semakin memburuk, beberapa ahli menyarankan agar prajurit wajib militer Rusia yang ditangkap segera menyerah demi keselamatan mereka.