Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Presiden AS Donald Trump kembali mendukung pelemahan dollar AS. Pada Kamis (9/8) kemarin, dia mengutarakan kekecewaannya saat dollar menguat dan menyalahkan kebijakan The Federal Reserve.
"Sebagai Presidan Anda, seseorang pasti berpikir saya akan senang dengan penguatan dollar kita. Tapi saya tidak!" kata presiden.
Baca Juga: Perang mata uang, patutkah investor cemas?
Desakan agar dollar melemah merupakan hal yang tidak biasa dilakukan oleh seorang presiden. Pada umumnya, seorang kepala negara akan menahan diri untuk mengeluarkan pernyataan yang dapat mempengaruhi pasar mata uang. Trader forex sudah bereaksi cepat atas pernyataan pemerintah AS yang dinilai mendukung melemahnya dollar AS.
Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin, misalnya, pada awal Januari mengeluarkan pernyataan yang menurutnya disalahartikan dan secara kebetulan bersamaan saat terjadi aksi jual dollar.
Baca Juga: Demi jegal Trump agar tak terpilih lagi, China rela perekonomiannya merosot
Namun Trump mengutarakannya dengan jelas. Dia bilang, tingginya nilai dollar dibanding kompetitor global, memukul perusahaan multinasional AS, termasuk Caterpillar, Boeing dan John Deere.
Seperti yang sudah dilakukannya berulang kali, Trump kembali meluapkan kekecewaannya kepada The Fed. Dia berulang kali mengimbau bank sentral untuk memangkas suku bunga acuan yang lebih besar dan sesegera mungkin, lewat serangkaian tweet.
....in the world, there is nobody even close, but unfortunately the same cannot be said about our Federal Reserve. They have called it wrong at every step of the way, and we are still winning. Can you imagine what would happen if they actually called it right? — Donald J. Trump (@realDonaldTrump) August 8, 2019
Baca Juga: Dulu jadi penyebab krisis Asia, baht kini diburu investor
"Dengan pemangkasan suku bunga yang substansial dari The Fed (tidak ada inflasi) dan tidak ada pengetatan kebijakan, dollar akan mendorong perusahaan AS," katanya kemarin.
Trump tidak selalu benci saat dollar menguat. Pada 2012, sebelum dia menjadi kandidat calon presiden, Trump 'mengomel' kepada The Fed karena menghancurkan dollar.
"The Fed menghancurkan dollar. Saat inflasi menyerang perekonomian maka lapangan pekerjaan akan lari ke luar negeri."