Sumber: Harian KONTAN, 28 Oktober 2011 | Editor: Catur Ari
Shin Dong Bin adalah pewaris bisnis ritel Lotte Group asal Korea Selatan (Korsel). Sebagai anak kedua dari pendiri perusahaan, dia mampu membawa Lotte menjadi perusahaan ritel kelas dunia. Selain sukses meningkatkan omzet penjualan, dia juga membawa Lotte ke banyak negara. Dengan kekayaan US$ 2 miliar, dia jadi orang terkaya nomor tujuh di Korsel.
Shin Dong Bin adalah salah seorang di balik nama besar dan kesuksesan bisnis ritel Lotte Group. Perusahaan ritel asal Korea Selatan ini memiliki cabang hampir di seluruh Asia. Lotte juga berhasil menjadi perusahaan ritel kelas dunia dengan omzet penjualan yang terus meningkat.
Ia sebenarnya bukanlah pendiri Lotte. Dong Bin hanya mewarisi perusahaan tersebut dari sang ayah, Shin Kyuk Ko. Sebagai anak kedua dari pendiri perusahaan, Dong Bin bergabung dengan Lotte sejak 1989. Namun dia baru mempunyai jabatan penting pada 1997 ketika menduduki kursi Wakil Presiden Direktur atau Vice Chairman Lotte Group. Sebelumnya, Dong Bin telah menjabat Direktur Honam Petrochemical Corporation, salah satu anak usaha Lotte Grup pada 1990.
Tentu dengan jabatan itu, Dong Bin dia memperoleh banyak kekayaan. Majalah Forbes pada 2011 sudah menempatkan lelaki tiga anak ini sebagai orang terkaya nomor tujuh di Korea Selatan. Sedangkan di tingkat dunia, dengan kekayaan mencapai US$ 2 miliar dia menempati urutan ke-525 orang kaya di dunia.
Kekayaan Dong Bin semakin besar setelah resmi terpilih sebagai penerus usaha bisnis ritel Lotte Group. Dalam rapat pemegang saham 17 Maret 2011, ayahnya yang berusia 88 tahun menyerahkan tampuk pimpinan Lotte Group kepada Dong Bin yang berusia 56 tahun.
Sebenarnya, penyerahan kekuasaan itu sudah diperkirakan sejak lama. Maklum, Kyuk Ko memang sudah menyiapkan Dong Bin sejak kecil untuk menjadi pengganti dirinya. Sementara kakak pertamanya, Shin Dong Joo, menjadi Wakil Ketua Bisnis Ritel Lotte Group.
Walau hanya pewaris, strategi bisnis Dong Bin terbukti ampuh menaikkan pendapatan Lotte. Bahkan, baru-baru ini dia memenangkan penghargaan CEO of the Year di Korea. Dia dianggap sebagai CEO yang mampu menaikkan nilai penjualan Lotte Grup di luar negeri sebesar 29% pada tahun 2010. Jika pada 2009, penjualan Lotte di luar negeri hanya sebesar 6,8 triliun won, pada 2010 penjualan meningkat hingga 61 triliun won.
Namun, penghargaan dan kenaikan penjualan itu tak membuat Dong Bin puas. Pada 2011 ini, ia menargetkan penjualan di luar negeri hingga 70 triliun won.
Nilai penjualan tersebut memang belum mampu membawa Lotte masuk sepuluh besar perusahaan ritel dengan omzet tertinggi dunia, namun setidaknya di tingkat regional Asia, Lotte mempunyai nama kuat. Majalah Retail Asia pada 2007 memasukkan Lotte dalam peringkat 500 toko modern dengan omzet terbesar 14 negara. Negara-negara tersebut antara lain Australia, China, Hong Kong, India, Indonesia, Jepang, Malaysia, Selandia Baru, Filipina, Korea Selatan, Singapura, Thailand, Taiwan, dan Vietnam.
Peringkat itu sangat masuk akal, sebab pada tahun itu gerai Lotte mampu menerobos 50 besar perusahaan ritel dengan omzet terbesar di Asia Pasifik. Sedangkan department store Lotte masuk peringkat 14 Asia Pasifik dengan total penjualan mencapai US$ 7.556 juta. Hipermarket Lotte Mart ada di peringkat 37 di Asia dengan total penjualan mencapai US$ 3.471 juta, dan supermarket Lotte Super masuk urutan 224 dengan penjualan US$ 425 juta.
Di Korea Selatan, omzet hipermarket Lotte Mart berada di bawah E-Mart milik Shinsegae Department Store. Lotte juga ada di bawah Homeplus yang dimotori Samsung Tesco. Sedangkan untuk supermarket, omzet Lotte Super di bawah GS Supermarket milik GS Holdings Corp dan Top Mart yang dioperasikan Seowon Distribution. Namun untuk konsep department store, penjualan di Korsel itu telah mampu mengalahkan rival-rival Lotte.
(Bersambung)