kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.380.000   40.000   1,71%
  • USD/IDR 16.690   -22,00   -0,13%
  • IDX 8.570   155,90   1,85%
  • KOMPAS100 1.188   24,76   2,13%
  • LQ45 863   17,67   2,09%
  • ISSI 300   6,15   2,09%
  • IDX30 447   6,81   1,55%
  • IDXHIDIV20 518   8,17   1,60%
  • IDX80 134   2,95   2,26%
  • IDXV30 137   1,51   1,12%
  • IDXQ30 143   2,38   1,69%

Siap-Siap! Elon Musk Ramalkan Pekerjaan Akan Punah dalam 20 Tahun


Selasa, 25 November 2025 / 07:48 WIB
Siap-Siap! Elon Musk Ramalkan Pekerjaan Akan Punah dalam 20 Tahun
ILUSTRASI. Elon Musk membayangkan masa depan di mana pekerjaan bukan lagi kewajiban. Patrick Pleul/Pool via REUTERS


Sumber: Fortune,Fortune | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - Elon Musk membayangkan masa depan di mana pekerjaan bukan lagi kewajiban. Berbicara di US-Saudi Investment Forum di Washington D.C., Musk mengatakan bahwa dalam 10–20 tahun ke depan, bekerja akan menjadi pilihan. Hal ini mirip hobi berkebun sayur di halaman rumah: lebih rumit, tapi dilakukan karena suka.

“Kalau kamu ingin bekerja, itu seperti memilih menanam sayur sendiri meski kamu bisa membelinya di toko,” kata Musk. “Kerja akan seperti main game atau olahraga—opsional.”

Mengutip Fortune, menurut Musk, perubahan ini akan terjadi berkat jutaan robot yang akan mengisi dunia kerja dan menciptakan efisiensi besar-besaran. Ia bahkan membayangkan 80% valuasi Tesla suatu hari nanti berasal dari robot humanoid Optimus, meski hingga kini produksinya masih tertunda.

Namun pandangan futuristik ini tidak disambut semua orang dengan optimisme. Banyak ekonom dan pengamat melihat tanda-tanda bahwa otomatisasi justru mulai menghapus pekerjaan level pemula dan memperburuk ketimpangan. Ini terutama bagi Generasi Z yang sudah menghadapi pasar kerja sulit serta stagnasi pendapatan.

Musk mengutip inspirasi dari novel fiksi ilmiah karya Iain M. Banks tentang masyarakat pascakemiskinan yang hidup tanpa uang dan tanpa pekerjaan tradisional. Ia percaya, jika AI dan robot terus berkembang, uang suatu hari “tidak lagi relevan.” Tahun lalu, Musk bahkan menyebut ide universal high income sebagai mekanisme untuk menopang masyarakat tanpa pekerjaan wajib, mirip dengan gagasan universal basic income yang didorong Sam Altman.

Baca Juga: Startup AI Milik Elon Musk Incar Pendanaan US$15 Miliar, Valuasi Melesat Tajam

Namun para ekonom meragukan timeline Musk. Kendati AI berkembang cepat, adopsi robot fisik masih lambat karena mahal dan sulit diproduksi dalam skala besar. Penelitian terbaru juga menunjukkan bahwa sejak ChatGPT dirilis 2022, dampak otomatisasi terhadap pasar tenaga kerja global belum terlalu besar.

Ada juga tantangan sosial: jika miliaran orang tidak lagi bekerja, siapa yang akan membayar mereka? Dan lebih jauh lagi, apa yang memberi hidup makna ketika pekerjaan bukan lagi bagian dari identitas?

Peneliti mengingatkan bahwa pekerjaan bukan sekadar soal uang. Banyak hubungan sosial, struktur hidup, dan rasa tujuan muncul dari rutinitas kerja. Musk sendiri mengakui ada dilema eksistensial di masa depan:

Tonton: Elon Musk Jadi Orang Pertama di Dunia dengan Kekayaan Capai US$ 500 Miliar!

“Kalau robot bisa melakukan segalanya lebih baik dari manusia, apakah hidup kita masih punya makna?”

Kesimpulan 

Elon Musk memprediksi bahwa dalam dua dekade, bekerja akan menjadi pilihan karena robot dan AI akan mengambil alih sebagian besar tugas manusia, bahkan sampai uang kehilangan relevansinya. Namun, para ekonom skeptis karena teknologi robotik mahal, adopsinya lambat, dan belum ada sistem ekonomi maupun politik yang siap menopang masyarakat tanpa pekerjaan wajib. Di luar tantangan teknis, pertanyaan terbesar justru bersifat manusiawi: jika pekerjaan tidak lagi dibutuhkan, apakah manusia masih bisa menemukan makna, struktur sosial, dan alasan untuk bangun di pagi hari?

Selanjutnya: Permintaan Domestik Kuat, Kinerja Elnusa (ELSA) Bisa Melesat

Menarik Dibaca: Tak Hanya Ibu, Ayah Juga Bisa Ciptakan Momen Spesial di Rumah ala MR.D.I.Y.




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×