Sumber: Reuters | Editor: Khomarul Hidayat
Soleimani merupakan tokoh militer Iran yang berpengaruh di Timur Tengah. Ia sering terlihat di medan perang memandu kelompok-kelompok Syiah Irak dalam perang melawan ISIS.
Soleimani masuk militer Iran pada tahun 1980-an usai Revolusi Iran. Karier dia naik cepat setelah masuk jajaran Pengawal Revolusi Iran.
AS sendiri menunjuk Garda Revolusi Iran sebagai organisasi teroris asing pada 2019, bagian dari kampanye untuk memaksa Iran bernegosiasi tentang program rudal balistik dan kebijakan nuklirnya.
Namun, Soleimani memiliki jawaban tajam: negosiasi apa pun dengan AS akan menjadi "penyerahan total."
Baca Juga: Jawab tudingan Trump: Iran: Kami tidak memulai perang tapi tidak takut berperang
Pasukan Quds di bawah komando Soleimani juga mendukung dukungan untuk Presiden Suriah Bashir al-Assad ketika dia hampir kalah dalam perang saudara yang berkecamuk sejak 2011. Soleimani juga membantu milisi mengalahkan ISIS di Irak.
Keberhasilannya telah membuat Soleimani berperan dalam penyebaran kekuatan Iran di Timur Tengah, yang ditentang oleh musuh-musuh Iran seperti Arab Saudi dan Israel.
Pemimpin Iran Ali Khamenei menunjuk Soleimani menjadi Kepala Pasukan Quds pada tahun 1998.
Otoritas Soleimani dalam pembentukan militer Iran tampak jelas pada tahun 2019 ketika Khamenei memberinya medali Orde Zolfiqar, penghargaan militer tertinggi Iran. Ini adalah pertama kalinya komandan menerima medali sejak Republik Islam Iran berdiri pada 1979.
Dalam sebuah pernyataan setelah kematian Soleimani, Khamenei mengatakan balas dendam yang keras menunggu "penjahat" yang membunuhnya. Kata Khamenei, kematian Soleimani akan menggandakan motivasi perlawanan terhadap Amerika Serikat dan Israel.
“Soleimani adalah ... bukan pria yang bekerja di kantor. Dia pergi ke garis depan untuk memeriksa pasukan dan melihat pertempuran," kata seorang mantan pejabat senior Irak, yang meminta untuk tidak disebutkan namanya, dalam sebuah wawancara pada tahun 2014.
"Rantai komandonya hanya Pemimpin Tertinggi. Dia butuh uang, mendapat uang. Membutuhkan amunisi, mendapat amunisi. Butuh bahan, dapatkan bahan,” imbuh mantan pejabat Irak itu.
Baca Juga: Kedutaan besar di Irak diserang, AS kirim marinir tambahan
Soleimani juga bertanggung jawab atas pengumpulan intelijen dan operasi militer rahasia yang dilakukan oleh Pasukan Quds dan pada 2018 ia secara terbuka menantang Presiden AS Donald Trump.
"Aku memberitahumu, Tuan Trump, penjudi, aku berkata kepadamu, ketahuilah bahwa kami dekat denganmu di tempat yang tidak kau pikirkan," kata Soleimani.
"Kamu akan memulai perang tetapi kita akan mengakhirinya," katanya lagi.