Sumber: Cointelegraph | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - SEOUL. Industri kripto Korea Selatan diperkirakan tetap diuntungkan siapa pun yang menang dalam pemilu presiden yang digelar Selasa (3/6).
Pasalnya, kedua kandidat utama sama-sama mengusung visi pro-kripto dan menjanjikan pelonggaran regulasi serta perluasan akses aset digital di Negeri Ginseng.
Baca Juga: Korea Selatan Gelar Pemilu Presiden Usai Enam Bulan Gejolak Politik Pascamartial Law
Pemilu kali ini digelar secara mendadak menyusul pemakzulan Presiden Yoon Suk-yeol, yang dicopot dari jabatannya setelah mencoba memberlakukan hukum militer pada Desember lalu.
Dua partai besar bersaing dalam kontestasi ini: Partai Demokrat yang berhaluan tengah-kiri, dan Partai Kekuatan Rakyat (People Power Party) yang konservatif.
Hasil survei menunjukkan kandidat Partai Demokrat Lee Jae-myung unggul dengan 49% dukungan, sementara Kim Moon-soo dari Partai Kekuatan Rakyat memperoleh 36%.
Lee Jae-myung menjanjikan langkah-langkah besar bagi industri kripto, termasuk mengizinkan dana pensiun nasional Korea Selatan senilai US$ 884 miliar untuk berinvestasi di aset kripto, serta mendukung peluncuran stablecoin yang didukung oleh won Korea.
Sementara itu, Kim Moon-soo berfokus pada pelonggaran regulasi dan adopsi massal kripto. Keduanya sepakat untuk mendukung legalisasi ETF kripto berbasis spot.
Baca Juga: Singapura Larang Perusahaan Kripto Lokal Layani Pasar Luar Negeri Mulai 30 Juni
Korea Selatan memang menjadi salah satu pasar kripto paling aktif di dunia.
Bahkan, volume perdagangan harian di bursa kripto domestik kerap melampaui nilai transaksi di bursa saham utama negara itu.
Jumlah pengguna aset digital juga terus meningkat dan telah menembus 16 juta akun.