kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Singapura gandeng Israel menjual rudal anti-kapal generasi baru


Jumat, 31 Juli 2020 / 04:56 WIB
Singapura gandeng Israel menjual rudal anti-kapal generasi baru
ILUSTRASI. Kapal frigate RSS Intrepid (69) milik angkatan laut Singapura menembakkan rudal anti-kapal Harpoon di perairan Guam selama latihan Pacific Griffin 2019.


Sumber: Defense News | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo

KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. Perusahaan asal Singapura, ST Engineering, resmi bekerja sama dengan Israel Aerospace Industries (IAI) untuk melancarkan bisnis penjualan misil angkatan laut yang canggih.

Melansir Defense News, kerja sama joint venture antara kedua belah pihak ini sudah resmi ditandatangani pertengahan Juli ini. Dalam kerja sama bertajuk Proteus Advanced Systems ini, masing-masing pihak akan memegang 50% saham.

Ke depannya, program Proteus Advanced Systems akan fokus untuk memasarkan dan menjual sistem rudal angkatan laut canggih, termasuk sistem rudal anti-kapal generasi terbaru.

Kepada Defense News, ST Engineering mengonfirmasi bahwa sistem rudal anti-kapal generasi baru tersebut akan diberi nama Blue Spear. Dalam pernyataannya, ST Engineering mengaku sudah mempersiapkan Blue Spear selama bertahun-tahun dengan bantuan IAI.

Baca Juga: Putin: Tahun ini 40 kapal perang baru Rusia siap beroperasi

Blue Spear, atau dikenal juga sebagai 5G SSM, adalah sebuah sistem rudal anti-kapal yang sudah menggunakan sederet komponen canggih demi bisa menjawab tantangan yang ada di laut saat ini dan masa mendatang.

Dalam proses pengadaan Blue Spear, ST Engineering berperan dalam merancang desain, pengembangan teknologi, dan produksi subsistem utama seperti motor penguat dan hulu ledak.

Juru bicara ST Engineering menambahkan bahwa pihaknya sengaja dipilih untuk berpartisipasi dalam pengembangan rudal karena telah berkecimpung dalam bisnis amunisi konvensional selama bertahun-tahun.

Perusahaan ini telah memproduksi amunisi dengan standar NATO untuk senjata kecil dan sistem artileri. Selain itu ST Engineering juga telah terlibat dalam produksi senjata anti-tank Rafael Spike dan rudal Igla 9K38 milik Rusia yang sekarang juga digunakan oleh militer Singapura.

Baca Juga: Proyek fusi nuklir terbesar di dunia segera berdiri di Perancis

Untuk saat ini baik ST Engineering maupun IAI masih belum membocorkan detail lengkap dari Blue Spear. IAI yang juga sudah berpengalaman dalam produksi rudal modern juga yakin bahwa kerja sama ini akan membawa babak baru dalam industri militer.

Kedua perusahaan meyakinkan bahwa kerja sama ini murni merupakan usaha komersial tanpa ada dorongan dari pihak atau pelanggan tertentu.

Singapura dan Israel telah menjalankan hubungan pertahanan dan keamanan yang sangat baik dalam beberapa dekade. Israel juga memainkan peran penting dalam membentuk militer Singapura sejak merdeka tahun 1965 silam.

Hubungan tersebut terus meluas sampai ke sektor industri pertahanan. Bahkan saat ini Singapura sudah menjadi pelanggan utama peralatan pertahanan buatan Israel.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×