kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.123.000   1.000   0,05%
  • USD/IDR 16.639   5,00   0,03%
  • IDX 8.020   -31,10   -0,39%
  • KOMPAS100 1.115   -8,52   -0,76%
  • LQ45 802   -7,80   -0,96%
  • ISSI 278   -0,70   -0,25%
  • IDX30 421   -1,71   -0,40%
  • IDXHIDIV20 483   -2,84   -0,59%
  • IDX80 122   -1,00   -0,81%
  • IDXV30 131   -0,60   -0,46%
  • IDXQ30 134   -1,16   -0,86%

Skandal Korupsi Banjir Rp 31,5 Triliun Guncang Filipina, Rakyat Kepung Manila


Senin, 22 September 2025 / 12:24 WIB
Skandal Korupsi Banjir Rp 31,5 Triliun Guncang Filipina, Rakyat Kepung Manila
ILUSTRASI. Pada Minggu (21/9/2025), puluhan ribu warga Filipina turun ke jalan untuk memprotes korupsi pemerintah terkait bantuan banjir. REUTERS/Thomas White


Sumber: The Guardian | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - Pada Minggu (21/9/2025), puluhan ribu warga Filipina turun ke jalan untuk memprotes korupsi pemerintah setelah muncul dugaan kerugian miliaran dolar dari para wajib pajak akibat proyek-proyek bantuan banjir palsu.

Melansir The Guardian, mahasiswa, kelompok gereja, selebritas, dan warga dari berbagai kubu politik memenuhi jalanan di Manila dan kota-kota lainnya.

Anggota parlemen dan pejabat diduga telah menerima suap besar sebagai imbalan atas kontrak, sementara proyek-proyek penting yang bertujuan melindungi negara dari kerusakan akibat banjir belum terealisasi.

Perkiraan pemerintah Filipina menunjukkan bahwa ekonomi negara tersebut mungkin telah merugi hingga £ 1,48 miliar atau setara dengan US$ 1,9 miliar dan Rp 29,5 triliun (kurs 16.500) selama dua tahun terakhir akibat korupsi dalam proyek-proyek pengendalian banjir. 

Greenpeace memperkirakan kerugiannya bahkan lebih besar, dengan mengatakan lebih dari £ 13 miliar (US$ 16,9 miliar) telah digelapkan dari proyek-proyek terkait iklim pada tahun 2023.

Baca Juga: Filipina Hentikan Aktivitas dan Sekolah, Topan Super Ragasa Menuju Luzon

Tuduhan yang mengguncang negara tersebut pertama kali muncul pada bulan Juli, ketika hujan monsun dan badai telah menggenangi kota-kota besar dan kecil, menyebabkan penderitaan bagi jutaan orang. Filipina mengalami rata-rata 20 siklon tropis setiap tahun, menjadikannya salah satu negara paling rentan terhadap bencana alam.

"Tujuan kami bukan untuk mengacaukan stabilitas, tetapi untuk memperkuat demokrasi kami," ujar Kardinal Pablo Virgilio David, ketua Konferensi Waligereja Katolik Filipina, dalam sebuah pernyataan, yang menyerukan kepada publik untuk menuntut akuntabilitas.

Protes sebagian besar berlangsung damai, meskipun polisi menangkap 72 orang, termasuk 20 anak di bawah umur, dalam dua insiden terpisah.

Setidaknya 39 petugas terluka, dan sebuah trailer yang digunakan sebagai barikade dibakar, menurut seorang juru bicara. Mayor Hazel Asilo mengatakan kepada AFP bahwa tidak jelas apakah mereka yang ditangkap adalah demonstran atau hanya orang-orang yang membuat onar.

Demonstrasi pagi di sebuah taman di Manila menarik hampir 50.000 orang, menurut perkiraan pemerintah kota. Sementara ribuan lainnya bergabung dalam demonstrasi sore di jalan raya EDSA di ibu kota.

Baca Juga: Insiden Panas, Tiongkok Tembakkan Meriam Air ke Kapal Filipina di Laut China Selatan




TERBARU
Kontan Academy
Business Contract Drafting GenAI Use Cases and Technology Investment | Real-World Applications in Healthcare, FMCG, Retail, and Finance

[X]
×