Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - TOKYO. SoftBank Group Corp memutuskan melakukan buyback atau membeli kembali saham sebanyak 7% dengan nilai US$ 4,8 miliar di saat harga sahamnya anjlok. Langkah tersebut menjawab tekanan dari salah satu pemegang sahamnya Elliot Management.
Namun, rencana buyback yang diumumkan pada Jumat (13/3) itu gagal memenangkan investor yang panik dari pandemi coronavirus. Sepanjang Maret 2020, saham SoftBank tercatat anjlok sekitar seperepatnya.
Baca Juga: SoftBank dukung Indonesia jadi tuan rumah Olimpiade 2032 di ibu kota baru?
Elliot Management menekan SoftBank untuk melakukan merger Grab dan Gojek. Seperti diketahui, Grab merupakan perusahaan ride hailing yang berpusat di Singapura mendapat investasi dari SoftBank dan Microsoft. Sedangkan Gojek yang berbasis di Indonesia memiliki investor besar yakni Tencent dan Google.
Elliott menekan SoftBank awal tahun ini untuk membeli kembali saham senilai US$ 20 miliar dengan menjual sahamnya di raksasa e-commerce China Alibaba.
Namun, juru bicara SoftBank mengatakan, keputusan buyback itu dilakuan atas kemauan perusahaan sendiri setelah mempertimbangkan risiko bahwa volatilitas pasar saham saat ini dapat meningkatkan diskon besar-besaran meskipun saham SoftBank relatif terhadap holdingnya.
"Tidak ada pembiayaan baru yang direncanakan untuk pembelian kembali," kata juru bicara itu dilansir Reuters, Jumat (13/3).
Baca Juga: Softbank Group siap gelontorkan investasi hingga Rp 1.380 triliun di ibu kota baru
Sementara Kirk Boodry, seorang analis di Redex Holdings mengatakan, buyback tersebut merupakan langkah yang bagus karena harga saham SoftBank saat ini sudah 50% di bawah nilai wajar. Bukan hanya itu harga yang bagus tetapi pembelian kembali sebelumnya telah membantu mengurangi diskon sahamnya.
Pembelian kembali akan dimulai pada hari Senin dan akan berlangsung selama satu tahun. Saham SoftBank turun sebanyak 9,6% ke level terendah 14-bulan pada hari Jumat di tengah jatuhnya pasar saham global.
SoftBank mengatakan bulan lalu bahwa pihaknya berencana untuk meminjam hingga 500 miliar yen dari 16 lembaga keuangan domestik dan asing menggunakan sebagian sahamnya di perusahaan telekomunikasi SoftBank Corp sebagai jaminan untuk meningkatkan kasnya.
Pinjaman ini datang karena keuangannya telah diperas oleh kerugian pada Vision Fund US$ 100 miliar dan ketika SoftBank menyuntikkan uangnya sendiri ke dalam dana penerus karena selera yang kurang dari investor luar.
Baca Juga: Pendiri Uniqlo Tadashi Yanai mengundurkan diri dari SoftBank setelah 18 tahun
Elliott merupakan salah satu investor aktivis paling kuat di dunia dan telah mengumpulkan holding hampir US$ 3 miliar di SoftBank. Investor ini telah menekan SoftBank pada berbagai masalah termasuk pembelian kembali dan meningkatkan transparansi.
Pendiri dan CEO SoftBank Masayoshi Son, yang telah berulang kali mengklaim bahwa saham SoftBank secara kronis undervalued, mengatakan bulan lalu bahwa sementara terbuka untuk berpotensi membeli kembali saham, dia tidak terburu-buru untuk menjual kembali saham Alibaba.
Rencana buyback ini merupakan yang kedua setelah melakukan buyback sebesar 600 miliar yen yang diumumkan tahun lalu yang didanai dari hasil dari IPO bumper SoftBank Corp.