Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - TOKYO. SoftBank Group mencatat laba bersih sebesar 1,18 triliun yen (US$ 7,7 miliar) atau sekitar Rp 120 triliun (kurs Rp 15.700) pada kuartal yang berakhir September, didorong oleh kenaikan harga saham perusahaan-perusahaan yang terdaftar dalam Vision Fund.
Hasil ini jauh melampaui prediksi para analis yang memperkirakan laba sebesar 287 miliar yen (US$ 1,87 miliar), dan juga merupakan pembalikan dari kerugian 931 miliar yen pada periode yang sama tahun lalu.
Pendekatan SoftBank yang lebih hati-hati dalam berinvestasi mulai membuahkan hasil. Sebelumnya, perusahaan yang dipimpin oleh Masayoshi Son ini mengalami masa sulit akibat kenaikan suku bunga yang menurunkan nilai investasi di perusahaan rintisan teknologi.
Baca Juga: Kecerdasan Buatan yang 10.000 Kali Lebih Cerdas dari Manusia Akan Muncul pada 2035?
Kini, beberapa valuasi tersebut mulai pulih, memberikan Vision Fund keuntungan investasi sebesar 608 miliar yen. Vision Fund telah mencatat hasil positif dalam empat dari lima kuartal terakhir.
"Kami belajar dari kerugian besar sebelumnya di Vision Fund dan kini lebih konservatif, sehingga menghasilkan laba yang baik," kata Kepala Keuangan SoftBank, Yoshimitsu Goto.
Ia juga menyampaikan harapan besar terhadap perusahaan-perusahaan dalam portofolio Vision Fund yang semakin dekat dengan pencatatan saham publik.
Goto menambahkan, meskipun SoftBank telah mengurangi eksposur langsungnya ke China, ia tetap memantau dampak potensial dari kebijakan pemerintahan Donald Trump yang akan datang terhadap portofolionya.
Baca Juga: Bursa Jepang Berakhir Naik setelah Hari Bergejolak Rabu (7/8), BOJ Tenangkan Pasar
Beberapa investasi terbesar Vision Fund, seperti Didi dari China, tetap terpusat di negara tersebut, namun menurut CFO Vision Fund, Navneet Govil, perusahaan-perusahaan yang mereka investasikan tidak terlalu terpengaruh oleh perubahan kebijakan pemerintah.
Selama kuartal ini, Vision Fund berhasil keluar dari investasi senilai US$ 1,85 miliar, termasuk di 10 perusahaan seperti SenseTime dari China dan PayTm dari India.
SoftBank juga mencatat keuntungan signifikan dari IPO Brainbees Solutions dan Ola Electric Mobility yang menghasilkan gabungan lebih dari US$ 1 miliar.
Kontributor utama laba kuartal ini adalah perusahaan transportasi daring Didi dan e-commerce Coupang dari Korea Selatan, yang menghasilkan keuntungan investasi sebesar US$ 2,76 miliar untuk Vision Fund 1.
Baca Juga: Didukung SoftBank, Cohesity Akuisisi Unit Keamanan Data Veritas Senilai US$ 7 miliar
Sementara itu, Vision Fund 2, yang lebih fokus pada perusahaan rintisan tahap awal, mencatatkan keuntungan investasi kuartalan sebesar 800 miliar yen. Selain itu, SoftBank membukukan keuntungan US$ 2,5 miliar dari sahamnya di T-Mobile.
Meskipun Vision Fund 1 telah menghasilkan keuntungan sebesar US$ 22,6 miliar sejak awal, hal ini sebagian besar diimbangi oleh kerugian Vision Fund 2 sebesar US$ 21 miliar. Namun, untuk pertama kalinya sejak kuartal pertama 2022, laba kumulatif dari kedua dana ini menjadi positif.
Vision Fund 2 juga melakukan investasi sebesar US$ 500 juta di OpenAI, menilai perusahaan tersebut sebesar US$ 157 miliar.
Baca Juga: Softbank Mulai Terima Saham T-Mobile AS Hasil Kesepakatan Merger
Menurut Goto, valuasi ini sejalan dengan model bisnis OpenAI dan perusahaan perangkat lunak lainnya yang berfokus pada layanan dengan pertumbuhan tinggi.
Selama kuartal ini, penguatan yen terhadap dolar menghasilkan keuntungan sebesar 289 miliar yen, yang memperkuat posisi SoftBank dalam membayar kewajiban dalam mata uang dolar.