kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.286.000   8.000   0,35%
  • USD/IDR 16.722   27,00   0,16%
  • IDX 8.242   -33,17   -0,40%
  • KOMPAS100 1.150   -4,66   -0,40%
  • LQ45 842   -2,15   -0,25%
  • ISSI 285   -0,47   -0,16%
  • IDX30 441   -2,54   -0,57%
  • IDXHIDIV20 511   -0,99   -0,19%
  • IDX80 129   -0,47   -0,36%
  • IDXV30 136   -1,17   -0,85%
  • IDXQ30 141   -0,13   -0,10%

Starbucks Lepas Kendali Bisnis di China kepada Boyu Capital Senilai US$4 Miliar


Selasa, 04 November 2025 / 18:08 WIB
Starbucks Lepas Kendali Bisnis di China kepada Boyu Capital Senilai US$4 Miliar
ILUSTRASI. Starbucks Corp, mengumumkan akan melepas kendali atas operasinya di China kepada perusahaan investasi Boyu Capital.


Sumber: Reuters | Editor: Handoyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Raksasa kopi asal Amerika Serikat, Starbucks Corp (SBUX.O), mengumumkan akan melepas kendali atas operasinya di China kepada perusahaan investasi Boyu Capital.

Kesepakatan ini menilai bisnis Starbucks di Negeri Tirai Bambu sebesar US$4 miliar, menjadikannya salah satu divestasi terbesar oleh perusahaan konsumen global di China dalam beberapa tahun terakhir.

Dalam pernyataannya, Starbucks menyebut bahwa dana dari Boyu Capital akan digunakan untuk memacu kembali pertumbuhan di pasar China, yang kini menjadi ekonomi terbesar kedua di dunia.

Langkah ini dilakukan di tengah meningkatnya persaingan dengan pemain lokal seperti Luckin Coffee dan Cotti Coffee, yang menjual kopi latte seharga 9,9 yuan (sekitar US$1,4) — kurang dari sepertiga harga rata-rata produk Starbucks.

Baca Juga: Kalah Bersaing, Starbucks Bakal Jual Kendali Bisnisnya di China Senilai US$ 4 Miliar

“Kami bertujuan menghadirkan pengalaman Starbucks kepada lebih banyak pelanggan di lebih banyak kota di seluruh China. Kami melihat peluang untuk tumbuh dari 8.000 gerai saat ini menjadi lebih dari 20.000 dalam jangka panjang,” ujar CEO Starbucks Brian Niccol dalam pernyataan resminya.

Boyu Capital Kuasai Hingga 60% Saham Usaha Baru

Dalam struktur kesepakatan tersebut, Boyu Capital — yang salah satu pendirinya merupakan cucu mantan Presiden China Jiang Zemin — akan memegang hingga 60% saham dalam perusahaan patungan baru, sementara Starbucks mempertahankan 40% serta tetap memiliki lisensi merek dan kekayaan intelektual atas bisnis tersebut.

Starbucks memperkirakan nilai total bisnis ritelnya di China, termasuk hasil penjualan, nilai saham yang dipertahankan, serta potensi pendapatan lisensi selama setidaknya 10 tahun ke depan, akan mencapai lebih dari US$13 miliar.

Sebagai respons atas pengumuman ini, saham Starbucks naik sekitar 3% dalam perdagangan setelah jam bursa.

Pangsa Pasar Starbucks di China Tergerus

Starbucks dikenal sebagai pionir pasar kopi modern di China sejak membuka gerai pertamanya pada tahun 1999. Namun, menurut data Euromonitor International, pangsa pasarnya merosot tajam dari 34% pada 2019 menjadi hanya 14% pada 2024, di tengah ekspansi agresif kompetitor lokal.

Baca Juga: Tersaingi Luckin, Starbucks Jual Bisnis China Senilai Rp 64 Triliun ke Boyu Capital

Analis menilai, Starbucks kini berupaya kembali pada kekuatannya sebagai tempat nongkrong dan bertemu, bukan sekadar kedai kopi cepat saji. Mereka juga memperingatkan bahwa akan menjadi kesalahan jika Starbucks ikut serta dalam perang harga yang dilakukan Luckin dan Cotti.

Luckin Coffee, yang fokus pada layanan take-away dan pengantaran, kini telah memiliki lebih dari 20.000 gerai di seluruh China, dan bahkan mulai ekspansi ke Amerika Serikat dengan membuka dua toko di New York tahun ini.

Meski begitu, Starbucks telah menurunkan harga untuk beberapa minuman non-kopi dan mempercepat peluncuran produk lokal guna meningkatkan daya saing. Pada kuartal yang berakhir 29 Juni 2025, penjualan di gerai yang sama (comparable-store sales) di China tumbuh 2%, naik dari pertumbuhan nol persen pada kuartal sebelumnya.

Dorongan Pertumbuhan dari Boyu

Menurut sumber yang mengetahui rencana Boyu, perusahaan investasi asal Hong Kong itu akan membantu Starbucks membuka lebih banyak toko di kota-kota tingkat dua dan tiga, sekaligus meningkatkan efisiensi biaya operasional gerai yang sudah ada.

Langkah ini serupa dengan strategi McDonald’s (MCD.N) yang pada 2017 menjual 80% saham operasi China dan Hong Kong kepada investor termasuk Citic dalam kesepakatan senilai US$2,1 miliar — yang hingga kini dianggap sukses besar.

Baca Juga: Penjualan Global Starbucks Mulai Pulih, Tapi Lonjakan Harga Kopi Tekan Margin

Namun, Boyu Capital berbeda dengan Citic. Seperti dijelaskan Jason Yu, General Manager di CTR Market Research:

“Boyu jelas berbeda dengan Citic, yang merupakan perusahaan milik negara dengan keunggulan rantai pasok, terutama di bidang properti dan lahan. Boyu lebih merupakan firma ekuitas swasta yang kemungkinan akan memberikan dukungan strategis, membantu membangun hubungan bisnis, serta memperkuat kemitraan digital bagi Starbucks.”

Didirikan pada 2010, Boyu Capital dikenal sebagai investor besar di sektor teknologi China, termasuk menanam modal di sejumlah perusahaan teknologi ternama. Dalam beberapa tahun terakhir, Boyu memperluas portofolionya ke sektor produk konsumen, seperti berinvestasi di Mixue Group (2097.HK) — jaringan bubble tea raksasa — dan mengambil 45% saham di operator department store mewah SKP.

Selanjutnya: Kinerja Adaro Minerals (ADMR) Dipengaruhi Harga Komoditas, Simak Rekomendasi Sahamnya

Menarik Dibaca: Pasar Aset Kripto Makin Keok, Masih Tepat Beli Bitcoin?




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×