Sumber: CNBC,Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - Starbucks akan memangkas 1.100 karyawan di tingkat korporat serta tidak akan mengisi beberapa ratus posisi yang saat ini kosong, menurut pernyataan CEO Brian Niccol pada Senin (24/2).
Pemangkasan ini tidak akan berdampak pada pekerja di gerai Starbucks.
Baca Juga: Starbucks Barista Championship, Siap Pamerkan Kopi Indonesia ke Kancah Internasional
Dalam pesannya kepada karyawan korporat, Niccol menyebut bahwa Starbucks sedang "menyederhanakan struktur, mengurangi lapisan birokrasi dan duplikasi, serta membentuk tim yang lebih kecil dan lebih gesit."
"Tujuan kami adalah meningkatkan efisiensi, meningkatkan akuntabilitas, mengurangi kompleksitas, dan memperkuat integrasi," tulis Niccol.
"Semua ini dilakukan agar kami bisa lebih fokus dan memberikan dampak yang lebih besar pada prioritas bisnis kami."
Niccol, yang sebelumnya sukses membangkitkan bisnis restoran Chipotle Mexican Grill, telah menyampaikan rencana pemangkasan karyawan sejak Januari lalu dan menjanjikan rincian lebih lanjut pada awal Maret.
Baca Juga: Starbucks Berencana Ekspansi di Timur Tengah dan Membuka 500 Gerai
Sebagai bagian dari strategi pemulihan bisnis, ia meluncurkan program "Back to Starbucks" yang bertujuan untuk mengembalikan kejayaan perusahaan.
"Kami akan terus merekrut untuk posisi prioritas yang sesuai dengan struktur baru kami serta menambah kapasitas dan kapabilitas yang diperlukan," tambah Niccol.
PHK ini dilakukan di tengah upaya Starbucks menarik kembali pelanggan setelah mengalami penurunan penjualan di gerai yang sama selama empat kuartal berturut-turut.
Dengan semakin banyak pelanggan beralih ke pesaing yang lebih murah di dua pasar utama Starbucks, yakni AS dan China, Niccol berupaya mempercepat layanan dan merombak operasional sejak mengambil alih kepemimpinan tahun lalu.
Baca Juga: Siap-siap! Starbucks Akan Pangkas 30% Menu untuk Sederhanakan Layanan
Hingga tahun lalu, Starbucks memiliki sekitar 16.000 karyawan di luar gerai-gerainya.
Pemangkasan ini akan berdampak pada pekerja di bagian dukungan korporat, tetapi tidak akan memengaruhi karyawan di sektor pemanggangan, manufaktur, pergudangan, dan distribusi.