Reporter: Handoyo | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Startup teknologi asal Inggris, Builder.ai, yang selama ini dikenal sebagai perusahaan berbasis kecerdasan buatan (AI), resmi menyatakan kebangkrutan setelah terungkap bahwa operasionalnya ternyata dijalankan oleh manusia yang berpura-pura menjadi bot AI.
Mengutip Unilad, perusahaan yang didirikan pada 2016 ini awalnya tampil sebagai pelopor dalam bidang pengembangan aplikasi tanpa perlu coding kompleks, menawarkan solusi otomatis berbasis AI. Namun, investigasi terbaru membongkar bahwa klaim tersebut palsu.
Kode-kode yang disebut dihasilkan oleh "AI" ternyata ditulis oleh sekitar 700 pengembang asal India yang bekerja di balik layar, berpura-pura sebagai sistem kecerdasan buatan.
Builder.ai Bangkrut dan Ajukan Perlindungan Kepailitan
Builder.ai telah mengajukan perlindungan kebangkrutan dan memasuki proses likuidasi di berbagai wilayah operasionalnya, termasuk Amerika Serikat, Inggris, Singapura, Uni Emirat Arab, dan India. Langkah ini diumumkan melalui pernyataan resmi di LinkedIn perusahaan.
Baca Juga: Isu Merger Grab-GoTo Memantik Kekhawatiran, Startup Lokal Makin Pesimistis
Perusahaan tersebut sebelumnya telah menerima pendanaan lebih dari US$450 juta dari investor besar seperti Microsoft, International Finance Corporation (IFC) milik Bank Dunia, dan Qatar Investment Authority (QIA), yang memimpin putaran pendanaan sebesar US$250 juta dua tahun lalu.
Namun, krisis keuangan semakin parah setelah lembaga pemberi pinjaman Viola Credit menarik US$37 juta dari akun perusahaan, menyisakan hanya US$5 juta dalam bentuk dana terbatas. Hal ini membuat Builder.ai tidak mampu membayar gaji karyawan maupun menjalankan operasional bisnis secara normal.
Audit dan Tuduhan Manipulasi Laporan Keuangan
Kurang dari dua bulan sebelum kolaps, auditor ditugaskan untuk menelusuri kondisi keuangan perusahaan dalam dua tahun terakhir. Hal ini menyusul laporan internal dari karyawan yang mencurigai adanya manipulasi performa penjualan dalam presentasi kepada investor.
Perubahan kepemimpinan juga terjadi awal tahun ini, ketika Manpreet Ratia menggantikan pendiri Sachin Dev Duggal sebagai CEO. Namun, transisi tersebut tidak mampu menyelamatkan perusahaan dari krisis yang sudah terlalu dalam. Sebagian besar karyawan telah diberhentikan sebelum pengumuman kebangkrutan.
Fakta Mengejutkan: Tidak Ada Teknologi AI Sungguhan
Linas Beliūnas, Direktur perusahaan finansial Zero Hash, menjadi salah satu tokoh yang mempublikasikan temuan mengejutkan tentang Builder.ai. Dalam unggahannya di LinkedIn, ia mengungkap bahwa “teknologi AI” yang menjadi daya tarik utama perusahaan tersebut sebenarnya tidak pernah ada.
“US$1,5 miliar unicorn AI runtuh karena ternyata ‘AI backend’-nya hanyalah para pengembang asal India yang berpura-pura menulis kode seperti bot,” tulisnya.
Ia juga menuduh sang pendiri, Sachin Dev Duggal, melaporkan pendapatan palsu kepada investor dan berhasil menjalankan “penipuan teknologi” ini selama hampir delapan tahun.
Baca Juga: Startup Asal Indonesia, IDRX, Wakili RI pada Forum Keuangan Digital Dunia di New York
Pernyataan Resmi Builder.ai
Dalam pernyataan resminya, Builder.ai mengakui bahwa perusahaan tidak mampu mengatasi tantangan masa lalu yang berdampak signifikan terhadap posisi keuangan mereka.
“Prioritas utama kami saat ini adalah mendukung karyawan, pelanggan, dan mitra kami dalam masa sulit ini,” kata perusahaan.
“Kami akan bekerja sama dengan administrator yang ditunjuk untuk memastikan proses yang tertib serta mengeksplorasi semua opsi yang tersedia untuk bagian-bagian bisnis yang masih bisa diselamatkan,” tambah pernyataan tersebut.