kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Stok Dalam Negeri Rendah, Presiden Joe Biden Minta Pembatasan Ekspor BBM


Minggu, 02 Oktober 2022 / 15:04 WIB
Stok Dalam Negeri Rendah, Presiden Joe Biden Minta Pembatasan Ekspor BBM
ILUSTRASI. Presiden AS Joe Biden memerintahkan beberapa produsen minyak terbesar di AS untuk membatasi ekspor bahan bakar minyak (BBM).


Reporter: Diki Mardiansyah | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden memerintahkan eksekutif dari beberapa produsen minyak terbesar di AS untuk membatasi penjualan bahan bakar minyak (BBM) ke luar negeri. Selain itu, pemerintah AS juga memaksa industri untuk menimbun lebih banyak BBM.

Mengutip Bloomberg, Sabtu (1/10), Menteri Energi AS Jennifer Granholm dan penjabat AS lainnya mengkritik perusahaan BBM di AS karena stok solar yang rendah. Maka itu, ada kemungkinan AS akan membatasi ekspor BBM dan persyaratan bagi perusahaan minyak untuk menahan persediaan BBM di AS.

Pemerintahan AS sebelumnya memang sudah mengadakan pertemuan dengan perusahaan minyak di tahun ini. Pertemuan sebelumnya terjadi pada bulan Juni 2022 dengan bahasan tentang pasar dan kesiapsagaan terhadap masalah ekonomi. Pertemuan-pertemuan tersebut disebabkan, pemerintahan ASi ngin menekan biaya energi yang berkontribusi terhadap inflansi yang tinggi saat ini.

Pertemuan lain dilakukan perwakilan dari Exxon Mobil Corp, Marathon Petroleum Corp, Phillips 66, dan Shell Plc, serta Direktur Dewan Ekonomi Nasional Brian Deese dan Amos Hochstein, penasihat energi senior di Departemen Luar Negeri AS yang berdiskusi tentang operasi penyulingan dan pasokan bahan bakar setelah terjadinya badai Fiona.

Baca Juga: Memilih Saham-Saham Emiten yang Kebal dari Ancaman Resesi Global

Namun, fokus diskusi utama adalah lebih ke bahasan persediaan BBM yang lebih rendah dari biasanya, dengan stok solar 20% di bawah rata-rata.

Pejabat pemerintah AS prihatin terhadap kenaikan ekspor produk BBM sehingga perusahaan minyak mengumpulkan keuntungan yang tinggi. Namun, di sisi lain gagal mengatasi rendahnya persediaan bahan bakar di AS.

Presiden Joe Biden dalam pekan ini sudah dua kali mengingatkan perusahaan minyak yang menaikkan harga bensin. Sebagai informasi, harga rata-rata bensin tanpa timbal telah meningkat selama 10 hari berturut-turut dan berada di harga US$ 3,797 per galon pada Kamis, berdasarkan data dari AAA.

Pemerintahan AS sudah mengambil serangkaian langkah di tahun ini untuk menurunkan harga bahan bakar, termasuk pelepasan minyak mentah yang belum pernah terjadi sebelumnya dari cadangan darurat AS.

Bahkan, bulan lalu, pemerintah telah mengingatkan perusahaan penyulingan minyak agar mengambil langkah-langkah darurat untuk mengatasi ekspor bahan bakar di tengah persediaan yang rendah.

"Perusahaan energi membuat rekor keuntungan dan pengecer membebankan biaya kepada konsumen," kata Granholm, sesaat sebelum pertemuan di hari Jumat.

Ia menambahkan, ini waktunya bagi perusahaan energi di AS untuk mengambil tindakan untuk menurunkan harga bagi konsumen dan untuk membangun kembali persediaan bensin dan solar yang berada di bawah kisaran lima tahun.

Baca Juga: Diambang Resesi, Prospek Perekonomian Global Makin Gelap




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×